kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar AS kembali diburu, kurs rupiah melemah 0,28% ke Rp 14.435


Jumat, 10 Juli 2020 / 18:01 WIB
Dolar AS kembali diburu, kurs rupiah melemah 0,28% ke Rp 14.435
ILUSTRASI. Rupiah dalam sepekan masih mencatatkan kinerja yang mentereng dengan berhasil menguat 0,61%.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah gagal melanjutkan tren positif dan harus ditutup melemah pada perdagangan Jumat (10/7). Rupiah di pasar spot melemah 0,28% ke level Rp 14.435 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pelemahan juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini mengalami koreksi sebesar 0,38% ke level Rp 14.501 per dolar AS.

Kendati demikian, rupiah dalam sepekan masih mencatatkan kinerja yang mentereng dengan berhasil menguat 0,61%. Sementara di kurs BI, rupiah juga berhasil mengalami penguatan sebesar 0,45% dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: BI perkirakan inflasi bulan Juli 2020 sebesar 0,04%

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan rupiah melemah disebabkan oleh kembali menguatnya kinerja dolar AS. Hal ini tidak terlepas dari rilis klaim jumlah pengangguran di AS yang ternyata jauh lebih baik dari perkiraan pasar.

“Padahal sebelumnya kinerja dolar AS cenderung melemah sehingga rupiah dalam sepekan relatif menguat. Selain itu, beberapa rilis data ekonomi dalam negeri dan kebijakan yang diambil pemerintah juga mampu mengangkat kinerja rupiah pada sepekan ini,” ujar Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (10/7).

Baca Juga: Kurs rupiah melorot ke Rp 14.435 per dolar AS, masih menguat 0,61% dalam sepekan

Untuk sepekan ke depan, Faisyal menilai sentimen utama rupiah masih terkait penyebaran virus corona baik dari dalam negeri maupun secara global. “Akan ada rilis data ekonomi dari tiga bank sentral utama, yakni Jepang, Kanada, Uni Eropa. Jika dari data tersebut ada proyeksi ekonomi yang lebih buruk dari perkiraan, tentu ini bisa jadi tekanan untuk rupiah,” jelas Faisyal.

Dari dalam negeri, rilis data ekonomi berupa data neraca perdagangan akan bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah jika datanya lebih baik dari estimasi pasar. Selain itu ada keputusan terkait suku bunga dari BI, walau pasar sejauh ini sudah mengantisipasi dengan tidak ada pemangkasan suku bunga.

Faisyal memprediksikan kurs rupiah selama sepekan ke depan akan bergerak pada rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.600 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×