Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET) menyetujui langkah perusahaan untuk melakukan penawaran umum saham terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. "Ini akan kami lakukan awal bulan depan," ucap Evensius Go, Direktur Utama sekaligus Dierektur Keuangan DNET, seusai kegiatan RUPS DNET, akhir pekan lalu.
Evensius memaparkan, pihaknya bakal melakukan rights issue tahap I senilai Rp 7 triliun dengan melepas 14 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Adapun harga pelaksanaannya ada di level Rp 500 per saham.
Nantinya, setiap pemegang 23 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 5 Juni 2013 berhak atas 1.750 HMETD. Setiap satu HMETD dapat membeli satu lembar saham baru. PT Terra Konsuma Investama dan PT Buana Capital akan bertindak sebagai pembeli siaga, dengan Buana Capital juga bertindak sebagai penasehat keuangan.
Jika pemegang saham tidak melaksanakan HMETD yang ditawarkan sesuai dengan porsi sahamnya maka akan terkena dilusi sampai dengan maksimal 98,70%. HMETD dapat diperdagangkan baik di dalam maupun di luar BEI selama 8 hari mulai 10 Juni 2013-19 Juni 2013.
Dana segar hasil right issue ini bakal digunakan manajemen untuk membeli saham perusahaan Salim Group. Rinciannya, sekitar 28,55% hasil rights issue akan diinvestasikan untuk membeli 165,01 juta saham atau 35,84% saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). JIKA dirupiahkan, maka nilai investasi itu bakal menelan biaya sekitar Rp1,98 triliun.
Lalu, sebesar 30,45% duit hasil right issue, atau sekitar Rp 2,12 triliun akan digunakan untuk membeli 318,89 juta saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI). Artinya, DNET bakal mengempit sekitar 31,50% saham ROTI.
Yang terakhir, sekitar 37,65% duit hasil right issue, atau setara Rp 2,62 triliun, akan dialokasikan untuk membeli 738,72 juta saham atau 40% saham PT Indomarco Prismatama (IDM). Sementara sisanya sebesar 3,35% akan digunakan untuk modal kerja DNET.
Evensius kembali menjelaskan, right issue ini didasari oleh kinerja DNET yang terbilang stagnan dalam waktu lima tahun terakhir. "Kami harapkan, investasi ini bisa mulai menopang DNET mulai satu atau dua tahun ke depan," pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News