kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.452.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.205   -60,00   -0,40%
  • IDX 7.642   114,20   1,52%
  • KOMPAS100 1.191   18,71   1,60%
  • LQ45 953   14,44   1,54%
  • ISSI 230   3,47   1,53%
  • IDX30 490   7,75   1,61%
  • IDXHIDIV20 589   10,01   1,73%
  • IDX80 136   1,84   1,38%
  • IDXV30 143   2,16   1,54%
  • IDXQ30 164   2,59   1,61%

DJPPR Sebut Dana Global Bond akan Digunakan untuk Biayai Defisit APBN 2024


Selasa, 10 September 2024 / 15:52 WIB
DJPPR Sebut Dana Global Bond akan Digunakan untuk Biayai Defisit APBN 2024
ILUSTRASI. Investasi global.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dua mata uang asing (dual currency) dalam mata uang dolar (USD) dan mata uang euro (EUR).

Global bond tersebut menawarkan yield yang terbilang besar sehingga cukup menarik bagi investor. Untuk seri RIEUR0932 bertenor 8 tahun, seri RI0934 bertenor 10 tahun, dan seri RI0954 bertenor 30 tahun masing-masing yield sebesar 3,723%, 4,800% dan 5,200%.

Penawaran Global Bond ini tercatat berhasil menarik minat investor global hingga mencapai total orderbook USD8.5 miliar dan EUR3 miliar.

Direktur Surat Utang Negara irektorat Jenderal Pengelola Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Deni Ridwan membeberkan hasil penerbitan SUN Valas dual currency ini nantinya akan digunakan untuk membiayai defisit APBN (general financing) tahun 2024. 

"Khusus proceed SDG Bond yaitu dalam mata uang EURO, Pemerintah akan mengalokasikan dana sebesar hasil penerbitan untuk membiayai program dan proyek yang masuk kualifikasi Eligible SDGs Expenditures dalam SDGs Government Securities Framework," kata Deni kepada KONTAN, Selasa (10/9). 

Baca Juga: Cadangan Devisa Berpotensi Naik Pasca Catat Rekor Tertinggi, Waspadai Risiko Global

Sementara untuk besaran yield, Deni tidak menampik imbal hasil ini cukup besar. Apalagi faktor kemungkinan pemangkasan suku bunga makin kuat. Hal ini membuat global bond Indonesia dinilai makin menarik. 

Tetapi menurut Deni, besaran yield tersebut sudah melalui pertimbangan matang dengan melihat kondisi pasar keuangan global dan domestik, kebutuhan pembiayaan, dan kondisi kas negara.

Ditambah saat ini kondisi perekonomian domestik relatif positif dan inflasi cukup terkendali sehingga risiko penerbitan global bond ini masih manageble.

Baca Juga: Utang Jatuh Tempo Rp 800 Triliun Bayangi Pemerintahan Prabowo, Ini Kata Kemenkeu

Dari sisi currency exchange risk, pemerintah juga membatasi penerbitan utang dalam valuta asing maksimal 25% dari total penerbitan utang. Sehingga komposisi penerbitan utang dalam valas ini masih di bawah 25% dari total penerbitan utang tahun ini. 

Selain itu penentuan yield dan kupon SUN Valas ini juga didasarkan pada perkembangan pasar keuangan terkini, seperti tingkat yield UST tenor. Kemudian yield global bond Indonesia dengan tenor yang bersesuaian di pasar sekunder, dan yield global bond peer countries dengan tenor yang bersesuaian di pasar sekunder. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×