kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dividen Perusahaan Global Pecah Rekor, Bagaimana dengan Emiten Indonesia?


Rabu, 06 September 2023 / 14:40 WIB
Dividen Perusahaan Global Pecah Rekor, Bagaimana dengan Emiten Indonesia?
ILUSTRASI. Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Tribunnews/Jeprima


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

Selain dari sektor bank dan consumer, potensi kenaikan pembagian dividen juga datang dari sektor otomotif. Namun, selain PT Astra International Tbk (ASII), kebanyakan perusahaan di sektor otomotif adalah perusahaan dengan skala yang tidak begitu besar. Sehingga, kontribusi pertumbuhan dividen dari perusahaan otomotif kemungkinan kurang signifikan.

Senada, Head of Business Development FAC Sekuritas Indonesia Kenji Putera juga melihat pembagian dividen dari sektor pertambangan akan menyesuaikan kondisi laba bersih. Ini karena kemungkinan penurunan laba bersih yang turun akibat koreksinya harga batubara. 

Akan tetapi, ada katalis positif untuk sektor pertambangan batubara yaitu meningkatnya permintaan khususnya dari negara yaitu India. Kenji juga menilai, dividend payout ratio di sektor keuangan khususnya perbankan juga masih cukup baik.

“Ini mengingat performa emiten-emiten perbankan di semester pertama kemarin,’ kata Kenji.

Hitungan Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas, dividen emiten sektor keuangan, khususnya BBCA untuk kloter kedua biasanya lebih kecil dibandingkan kloter pertama. Pembagian dividen interim kedua akan menghasilkan dividend yield lebih kecil.

Dengan menggunakan asumsi earning per share laporan keuangan 2022, menggunakan rasio pembagian dividen 62,12%, dan setelah dibagi pembagian dividen Rp 170 pada kloter pertama, maka estimasi dividen interim BBCA di kloter kedua sebesar Rp 35 per saham.  Angka ini menghasilkan estimasi dividen yield 0,4%.

Sukarno merekomendasikan investor bisa mencermati emiten yang rajin membagikan dividen, seperti ASII, PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR). Pelaku pasar bisa memanfaatkan trading buy menjelang cum date dividen. 

“Seperti ASII & UNTR jadwal pembagian interim kedua di bulan Oktober,” kata Sukarno. 

Dia memprediksi ASII berpotensi menghasilkan yield dividend di kisaran 1%-4% sementara yield dividend UNTR di kisaran 5% - 21%.

Sementara untuk saat ini Kenji tidak begitu merekomendasikan saham sektor energi. Namun, pelaku pasar bisa melirik saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) untuk melakukan swing trade dengan target jangka pendek ke Rp 2.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×