Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Pasar obligasi, yang diwakili oleh indeks BINDO, menjadi kelas aset dengan pertumbuhan tertinggi sebanyak enam kali, satu kali menjadi yang terendah, serta dua kali mengalami pertumbuhan tahunan negatif. Dalam 15 tahun, obligasi mencatat pertumbuhan total 261,5% atau hampir 9% per tahun.
Sementara itu, deposito tidak pernah mengalami pertumbuhan negatif, tetapi hanya menjadi yang tertinggi sebanyak tiga kali dan menjadi yang terendah delapan kali. Pertumbuhan kumulatif deposito selama 15 tahun adalah 91%, atau 4,4% per tahun.
Ezra menuturkan bahwa strategi diversifikasi dapat dilakukan secara mandiri oleh investor dengan syarat memiliki keahlian dalam memilih aset investasi. Investor bisa berinvestasi dalam satu kelas aset, seperti saham dari berbagai sektor atau obligasi dengan tenor beragam.
Baca Juga: Sepuluh Tahun Era Jokowi, Imbal Hasil Investasi Obligasi Tumbuh Signifikan
Alternatif lainnya adalah diversifikasi lintas kelas aset, seperti membagi investasi ke saham, obligasi, dan deposito sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi.
“Dengan strategi diversifikasi aset ini, harapannya adalah pelemahan di salah satu kelas aset dapat dimitigasi oleh kinerja dari kelas aset lain,” ujar Ezra.
Selain itu, diversifikasi juga dapat dilakukan dalam hal waktu investasi melalui strategi dollar cost averaging (DCA), yakni investasi bertahap ke satu atau beberapa kelas aset. Strategi ini membantu mengurangi dampak volatilitas harga di pasar sehingga investor dapat berinvestasi dengan harga optimal.
Investor juga memiliki opsi untuk mendiversifikasikan aset secara tidak langsung melalui reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi (MI). Pengelolaan aktif oleh MI dilakukan melalui analisis fundamental dengan proses investasi yang sistematis untuk mengelola risiko.
Baca Juga: Reksadana Saham Catat Imbal Hasil Tertinggi Selama Bulan Agustus 2024
Manajer Investasi juga menetapkan batasan dalam portofolio guna menjaga likuiditas dan tingkat risiko. “Investor tinggal memilih jenis produk reksadana yang ingin dikendarainya untuk menyesuaikan dengan profil risiko dan kebutuhan investasi,” tutup Ezra.
Selanjutnya: Tarif 25% AS, Kargo Minyak Bakar Meksiko Mengalir ke Singapura dan Eropa
Menarik Dibaca: Ini Langkah Praktis Tarik Tunai BCA Tanpa Kartu ATM dengan Aman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News