Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat lagi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan terakhir bulan Agustus. Kamis (31/8), kurs rupiah spot menguat 0,07% ke Rp 15.230 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.241 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penguatan ini didorong oleh sentimen dari AS dan China. Perlambatan data ketenagakerjaan serta revisi ke bawah dari produk domestik bruto (PDB) AS memicu depresiasi dolar AS yang berlanjut di pasar Asia.
Mata uang Asia turut didukung oleh rilis data indikator manufaktur China. PMI Manufacturing Negara Tirai Bambu itu naik menjadi 49,7 dari sebelumnya 49,3, memberikan sinyal potensi pemulihan sektor manufaktur China.
Untuk besok, Josua menilai rupiah berpotensi melemah terbatas. "Ini akibat ekspektasi kenaikan PCE Deflator, yang merupakan salah satu indikator inflasi yang digunakan Fed," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (31/8).
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat Tipis 0,01% ke Rp 15.237 Per Dolar AS Pada Kamis (31/8)
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin justru menilai, rupiah bakal melanjutkan penguatan di awal September. Menurutnya, ruang penguatan akan berada di bawah Rp 15.200, tepatnya Rp 15.190 per dolar AS.
"Inflasi yang sesuai perkiraan tidak akan mengubah sikap dari Bank Indonesia, karena mereka sudah tetap menargetkan inflasi akan stabil pada kisaran 2%-4%," kata Nanang.
Oleh sebab itu, Nanang memperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran Rp 15.180 per dolar AS-Rp 15.295 per dolar AS. Sementara Josua memproyeksikan pergerakan rupiah di kisaran Rp 15.200 per dolar AS-Rp 15.300 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News