Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dinilai semakin cerah karena akan didukung sejumlah sentimen positif.
Helen Vincentia, Analis Phillip Sekuritas, mengatakan, sentimen pendukung kinerja Mayora Indah sepertipemulihan pasar ekspor, penjajakan pasar baru, peluncuran produk baru, dan harga bahan baku yang lebih stabil.
Sementara itu, menurut Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri mengatakan, MYOR berencana memperluas jangkauan regionalnya ke Afrika dan Timur Tengah. Saat ini, MYOR dalam proses mendirikan kantor pemasaran dan menyiapkan izin tenaga kerjanya.
Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Tak Khawatir Rupiah Melemah, Karena Penjualan Ekspor Cukup Besar
Mayora Indah juga meluncurkan produk baru dalam kategori coklat setelah menunda peluncuran produk baru pada kuartal II-2023 karena lemahnya daya beli konsumen. MYOR merilis produk coklat dengan merek Dark Wonder.
Produk baru ini masih dalam uji pasar dan saat ini hanya tersedia di gerai retail tertentu di Jakarta. Berdasarkan pengecekan channel yang dilakukan Ciptadana Sekuritas, harga eceran produk tersebut sebesar Rp 29.900 per kemasan, lebih rendah dari kompetitornya Ritter Sport.
Seperti diketahui, MYOR menduduki peringkat pertama dengan pangsa pasar 30% pada kategori coklat di semester 1 2023.
Lebih lanjut, MYOR telah memperlihatkan tren peningkatan penjualan serta permintaan yang kuat di lapangan pada dua bulan pertama kuartal III-2023. Penjualan general trade (GT) yang mencakup sekitar 80% dari total penjualan kembali ke tren positif.
Penjualan GT menghasilkan pertumbuhan lebih dari 20% secara tahunan atau year on year (yoy) pada Juli 2023 dan kenaikan secara bulanan yang kuat pada Agustus 2023. Pertumbuhan penjualan ini terutama didorong oleh efek restocking, dimulainya kembali kegiatan sekolah, dan liburan yang lebih singkat.
Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Intip Strategi Mayora Indah (MYOR) Kejar Target Pendapatan
Pertumbuhan penjualan yang menggembirakan pada Juli dan Agustus 2023 memungkinkan margin kotor pada kuartal III-2023 meningkat dibanding kuartal sebelumnya. Apalagi dengan mempertimbangkan stabilnya harga CPO dan penurunan harga tepung Bogasari yang cukup untuk mengkompensasi kenaikan harga kopi dan gula.
Lebih lanjut, Putu meyakini, momentum penjualan domestik yang kuat akan tetap terjaga dengan potensi peningkatan konsumsi pada kuartal IV-2023. "Secara musiman, kuartal IV selalu mencatatkan tingkat pencapaian pendapatan tertinggi, yakni sekitar 28%-29% dari pendapatan setahun penuh," ucap Putu.
Baca Juga: Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Emiten-Emiten yang Diuntungkan
Helen menambahkan, pelemahan nilai tukar rupiah dan konsumsi yang berpotensi meningkat berkat Pemilu akan memberikan efek positif pada penjualan MYOR di semester 2 2023.
"Fluktuasi nilai tukar rupiah dapat dikompensasi dengan penjualan ekspor, mengingat porsi penjualan ekspor MYOR yang cukup besar," tutur Helen saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/10).
Sebagai catatan, MYOR meraup penjualan bersih Rp 14,82 triliun pada enam bulan pertama 2023 atau naik 3,13% yoy dari Rp 14,37 triliun di semester pertama tahun lalu. Porsi ekspor MYOR membesar saat penjualan domestik turun tipis.
Penjualan domestik turun 0,58% menjadi Rp 8,51 triliun, sementara penjualan ekspor MYOR naik 8,05% menjadi Rp 6,31 triliun. Mayoritas penjualan ekspor Mayora ditujukan untuk pasar Asia. Penjualan ekspor ke Asia saja mencapai Rp 5,92 triliun terhadap total penjualan ekspor.
Merujuk riset tanggal 21 September 2023, Analis UOB Kay Hian Sekuritas Stevanus Juanda menilai, kenaikan margin terbesar di kuartal III-2023 akan datang dari penurunan harga tepung karena Bogasari menurunkan harga tepung mulai 1 Juli 2023.
Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Meluncurkan Produk Cokelat Baru, Simak Rekomendasi Sahamnya
Manajemen MYOR menyatakan, jika harga komoditas terus bertahan di level saat ini, seharusnya bisa mencatatkan margin kotor sebesar 25%-27% pada tahun 2024.
Kinerja MYOR juga akan didukung oleh perluasan pasar ekspor melalui produk baru dan tenaga penjualan yang lebih besar. MYOR memutuskan untuk memperluas tenaga penjualannya di pasar ekspor dan memperkenalkan produk baru di beberapa pasar ekspornya.
MYOR membuka kantor pemasaran dan merekrut staf baru di India, Nigeria, dan Timur Tengah. Perusahaan juga telah memperkenalkan Butter Cookies Danisa di pasar Jepang dan Singapura.
Sepanjang tahun ini, penjualan di China dan Vietnam stagnan, sementara penjualan di Thailand, Malaysia dan Filipina sedang berkembang. China, Vietnam, Malaysia, dan Filipina menjadi lima besar negara tujuan ekspor MYOR.
Baca Juga: Harga Gandum Terus Melemah, ICBP Hingga MYOR Bakal Semringah
Seiring dengan pemulihan penjualan, perluasan pasar ekspor, pengenalan produk baru, dan perluasan margin, Steven memperkirakan MYOR dapat mencatatkan pertumbuhan laba bersih 36,7% yoy pada 2023. Alhasil, laba bersih MYOR diperkirakan dapat mencapai Rp 2,65 triliun hingga akhir 2023, dari Rp 1,94 triliun pada 2022.
Pada semester 1 2023, laba bersih MYOR tercatat sebesar Rp 1,22 triliun, melesat 86,59% yoy dari tahun 2022 yang hanya Rp 653,23 miliar.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan buy MYOR dengan target harga berbeda-beda. Phillip Sekuritas menetapkan target harga Rp 3.200 per saham, Ciptadana Sekuritas Rp 3.400, dan UOB Kay Hian Sekuritas Rp 3.200 per saham. Per perdagangan Rabu (11/10), harga MYOR stagnan di Rp 2.640 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News