Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Bank investasi global JPMorgan menilai suntikan dana dari International Finance Corporation (IFC) senilai US$ 150 juta ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) lewat penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu mencerminkan tingginya kepercayaan atas GoTo dalam meraih pendanaan eksternal dan kuatnya kepemimpinan manajemen baru.
JPMorgan juga menilai pendanaan tersebut adalah langkah yang positif bagi GOTO agar lebih memperkuat neraca keuangan dengan kas lebih besar dalam mengantisipasi rencana-rencana investasi di masa mendatang di tengah persaingan bisnis saat ini.
Pada 3 Oktober lalu, manajemen GoTo dan IFC, bagian dari Grup Bank Dunia, mengumumkan kemitraan demi mendorong inklusi keuangan dan keberlanjutan atau ESG (Lingkungan, sosial, tata kelola/LST) di Indonesia. Kesepakatan itu mencakup investasi IFC mencapai US$ 150 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun (kurs Rp 15.500/US$).
Pendanaan ini diberikan dengan penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau non-preemptive rights issue senilai US$ 100 juta dan surat utang yang bisa ditukar sebesar US$ 50 juta. Transaksi ini membuat GOTO dan IFC seirama karena mempunyai komitmen yang sama untuk meningkatkan ESG.
Keduanya akan berkolaborasi dalam mendorong pendalaman inklusi keuangan di Indonesia, di mana 97 juta masyarakat berusia dewasa belum atau kurang mendapatkan akses ke layanan perbankan (unbanked), serta memperkuat dan meningkatkan strategi dan implementasi LST GOTO.
“investasi baru US$ 150 juta via obligasi yang dapat ditukar dengan tenor 5 tahun yang dipimpin IFC dengan harga kesepakatan Rp 135, premi 62%, akan meningkatkan kepercayaan atas GoTo dalam penggalangan dana eksternal pertama sejak IPO 22 April lalu dan kepemimpinan manajemen baru,” tulis Head of Indonesia Research and Strategy JPMorgan, Henry Wibowo, bersama timnya, per 4 Oktober 2023.
Menurut JPMorgan, GOTO sebetulnya tidak memerlukan pendanaan tambahan, karena perusahaan masih memiliki kas tunai mencapai US$ 1,7 miliar dan menargetkan EBITDA yang disesuaikan positif pada Q4-2023, namun Henry dan tim percaya pendanaan ini adalah langkah yang baik untuk lebih memperkuat neraca.
Berdasarkan laporan keuangan GOTO per semester I-2023, kas dan setara kas GOTO mencapai Rp 25,44 triliun, dengan total aset sebesar Rp 133,21 triliun dan ekuitas perusahaan mencapai Rp 117,32 triliun.
Dengan pertimbangan dana ekspansi ini, JPMorgan menyematkan rekomendasi saham GOTO yakni overweight (OW). Rekomendasi ini bermakna kondisi saham GOTO diprediksi akan mengalami kenaikan melebihi saham lainnya dari sektor yang sama. Target harga saham GOTO dari JPMorgan yakni Rp 135/saham, dalam periode hingga Desember 2024.
Selain alasan suntikan IFC, dua katalis penting potensi saham GOTO bagi JPMorgan yakni, pertama, disahkannya Peraturan Menteri Perdagangan No.31/2023 pada 26 September yang memisahkan e-commerce dari media sosial dan membatasi transaksi lintas batas.
Kedua, pengumuman dari Tiktok pada 3 Oktober bahwa mereka tidak lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di TikTok Shop efektif pukul 17.00, demi mematuhi regulasi pemerintah, dalam hal ini Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 tahun 2023. “Ini akan meningkatkan dinamika persaingan e-commerce di Indonesia, sehingga menghasilkan jalur yang lebih jelas menuju profitabilitas dengan pertumbuhan berkelanjutan,” tulis JPMorgan.
Peraturan baru ini, tulis JPMorgan, disahkan untuk memperluas tata kelola model bisnis perdagangan sosial, membatasi transaksi lintas batas, dan menciptakan persaingan yang setara bagi pedagang lokal.
JPMorgan juga melihat beberapa alasan bahwa GOTO adalah pemimpin lokal di negara dengan makro ekonomi di mana pertumbuhan PDB mencapai sekitar 5% secara jangka panjang, inflasi sekitar 3%, ,didukung oleh populasi 270 juta jiwa, kelas menengah yang terus bertambah, dan meningkatnya penetrasi digital.
Faktor lain, tim manajemen baru GOTO yang dipimpin oleh Patrick Walujo sebagai CEO (berlatar belakang private equity yakni Grup Northstar) dan Agus Martowardojo sebagai Komisaris Utama GOTO, Agus adalah mantan Gubernur Bank Indonesia dan mantan Menteri Keuangan Indonesia sehingga mestinya mampu mempercepat kemajuan menuju profitabilitas dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Akhir bulan ini, GOTO akan merilis laporan keuangan kuartal III-2023 sebagaimana tenggat dari otoritas pasar modal. Pada semester I-2023 atau 6 bulan pertama tahun ini, GOTO berhasil menekan rugi bersih hingga 48% menjadi rugi bersih Rp 7,16 triliun, dari semester I-2022 yang masih rugi hingga mencapai Rp 13,65 triliun.
Penurunan rugi bersih ini terjadi seiring dengan pendapatan bersih yang melesat hingga 102,35% menjadi Rp 6,88 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 3,40 triliun.
Mengacu data perdagangan BEI, saham GOTO pada Kamis sesi I pagi ini (12/10) diperdagangkan di harga Rp 79/saham dengan nilai transaksi Rp 91 miliar dan volume perdagangan 1,15 miliar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News