kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Diskon tarif listrik industri diharapkan jadi oase bagi emiten sektor manufaktur


Kamis, 13 Februari 2020 / 19:57 WIB
Diskon tarif listrik industri diharapkan jadi oase bagi emiten sektor manufaktur
ILUSTRASI. Suasana pabrik mie instan PT Indofood Sukses Makmur factory di Bekasi. Pemerintah menggaungkan wacana potongan tarif listrik industri untuk meningkatkan daya saing. REUTERS/Beawiharta/File photo


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menggaungkan wacana potongan tarif listrik industri untuk meningkatkan daya saing. Beberapa pelaku industri manufaktur menyambut positif rencana tersebut.

Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir industri manufaktur terus tergerus. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sumbangan industri ini terhadap produk domestik bruto (PDB) tercatat turun sejak 2015. Pada saat itu sumbangan industri manufaktur mencapai 20,99%. Kemudian turun pada 2018 hanya menjadi 19,86% dan pada 2019 menjadi 19,7%.

Baca Juga: POLY sarankan diskon tarif listrik industri diberlakukan pada jam sibuk

Kemudian, IHS Markit menunjukkan indeks manufaktur Indonesia berada di batas level ekspansi sejak Juli 2019. Data terakhir per Januari 2020 indeks manufaktur berada di level 49,3, sedangkan level ekspansi ditetapkan 50.

Sedangkan di bursa saham Indonesia, indeks manufaktur juga tertekan sejak 2019. Sepanjang tahun lalu indeks bergerak negatif 8,83%. Per Kamis (13/2) indeks manufaktur juga tercatat turun 10,34% ytd. Lebih dalam dari penurunan IHSG yang bergerak negatif 6,8% ytd. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan tekanan tersebut disebabkan oleh daya beli masyarakat yang melemah akibat ekonomi global yang tidak pasti, ditambah penyebaran virus corona yang menyebabkan kekhawatiran cukup besar sehingga banyak perusahaan manufaktur tidak dapat beroperasi.

Dengan kondisi tersebut Chris berharap kebijakan potongan tarif listrik industri ini nantinya bisa mendongkrak indeks manufaktur yang terkoreksi cukup dalam.

Baca Juga: Masih rencana, Selamat Sempurna (SMSM) belum bisa hitung efek diskon tarif listrik

“Ini menarik karena emiten manufaktur yang menggunakan listrik 24 jam tentu akan berdampak, terlebih waktu pengenaan diskon juga cukup panjang,” kata Chris saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/2).

Dia memprediksi aturan ini bisa mengangkat margin perusahaan sekitar 5-10% karena biaya produksi akan semakin murah dan harga akan semakin kompetitif. Dia mengatakan beberapa emiten besar yang akan terdampak adalah PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga berpendapat sama. Menurutnya kebijakan ini bisa menjadi katalis positif bagi perusahaan pasalnya listrik merupakan kebutuhan dasar industri. 

Baca Juga: Pemerintah akan beri diskon tarif listrik industri, begini komentar Astra (ASII)

“Kita harapkan ini bisa menjadi oase di tengah panasnya pasar akhir-akhir ini,” ujar Nico.

Dengan aturan ini perusahaan bisa menekan ongkos produksi. Namun, imbuh Nico, seberapa besar dampaknya perlu dikaji lagi tergantung seberapa besar kebutuhan perusahaan terhadap listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×