kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Diperkirakan total permintaan sukuk capai Rp 6 T


Jumat, 06 Februari 2015 / 06:44 WIB
Diperkirakan total permintaan sukuk capai Rp 6 T
ILUSTRASI. Liburan sendirian tak jadi masalah dengan 6 benda yang harus selalu dibawa saat solo travelling.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah akan melelang lagi surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, pada Selasa (10/2) pekan depan. Lelang ini ditargetkan bisa menghimpun pendanaan Rp 2 triliun.

Kali ini, pemerintah menawarkan satu seri anyar dan tiga seri lawas. Yakni, sukuk seri Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) 11082015 (new issuance), PBS006 (reopening), project-based sukuk (PBS)007 (reopening) serta PBS008 (reopening). Lelang ini demi memenuhi sebagian target pembiayaan APBN 2015.

Seri SPN-S11082015 bertenor pendek enam bulan, jatuh tempo 11 Agustus 2015, dengan imbalan diskonto. Aset dasar yang digunakan adalah barang milik negara berupa tanah dan bangunan. Kemudian tiga seri PBS memakai aset dasar proyek atau kegiatan APBN 2015. Yakni, PBS006, jatuh tempo 15 September 2020. Seri ini menawarkan imbal hasil 8,25%.

Selanjutnya seri PBS007 jatuh tempo 15 September 2040, dengan imbal hasil 9%. Sedangkan PBS008 jatuh tempo 15 Juni 2016 dengan imbalan 7%.

Analis obligasi BNI Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, investor masih meminati lelang ini. Diprediksi, total permintaan yang masuk Rp 4 triliun-Rp 6 triliun. Made memprediksi, permintaan imbal hasil (yield) dalam lelang itu dipengaruhi pengumuman cadangan devisa Indonesia di Januari 2015, pada Jumat (6/2).

Cadangan devisa diprediksi naik ke US$ 118 miliar. Pasar obligasi terancam tertekan, apabila cadangan devisa tidak naik ke level tersebut. Saat ini kebutuhan dollar Amerika Serikat masih tinggi, sehingga berpotensi menekan nilai tukar rupiah. Akibatnya, harga obligasi akan cenderung menurun. "Sehingga, yield obligasi masih cenderung bergerak berfluktuasi hingga lelang nanti," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×