kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.649   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.000   -272,06   -3,29%
  • KOMPAS100 1.115   -31,96   -2,79%
  • LQ45 815   -12,70   -1,53%
  • ISSI 280   -10,45   -3,60%
  • IDX30 428   -6,12   -1,41%
  • IDXHIDIV20 496   -2,18   -0,44%
  • IDX80 125   -2,35   -1,84%
  • IDXV30 135   -1,24   -0,91%
  • IDXQ30 138   -0,81   -0,58%

IHSG Anjlok Hampir 3% di Akhir Sesi I pada Senin (27/10), Ini Biang Keroknya


Senin, 27 Oktober 2025 / 12:41 WIB
IHSG Anjlok Hampir 3% di Akhir Sesi I pada Senin (27/10), Ini Biang Keroknya
ILUSTRASI. IHSG) ditutup anjlok 2,94% ke level 8.028,33 pada sesi I perdagangan hari ini (27/10/225) dan bahkan sempat ambles 3,7% selama perdagangan sesi I


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2,94% ke level 8.028,33 pada sesi I perdagangan Senin (27/10/2025). Bahkan, indeks sempat turun dalam sebesar 3,7% selama perdagangan sesi I hari ini.

Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas Abida Massi Armand menilai penurunan IHSG lebih dari 3% di sesi pertama terutama disebabkan oleh tekanan jual besar pada saham-saham konglomerasi dan perbankan besar yang memiliki bobot tinggi dalam indeks. 

Aksi jual ini diperparah oleh net sell asing yang signifikan, mencerminkan kekhawatiran investor terkait potensi perubahan bobot saham di indeks MSCI jika aturan free float baru diterapkan, sehingga sentimen risk-off mendominasi pasar domestik.

Abida menegaskan sentimen terkait MSCI menjadi salah satu pemicu utama volatilitas ini. MSCI tengah melakukan konsultasi publik untuk menghitung free float berdasarkan data KSEI, yang berpotensi menghasilkan porsi free float lebih rendah bagi saham dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi. 

Baca Juga: IHSG Anjlok Hampir 3% di Sesi I Senin (27/10): BRPT, SCMA, MEDC Jadi Top Losers LQ45

"Hal ini bisa menurunkan bobot saham konglomerasi dan emiten besar dalam indeks, sehingga investor institusi global mungkin mengurangi aliran dana mereka, memicu aksi jual cepat meski kebijakan belum resmi berlaku," ujar Abida kepada Kontan, Senin (27/10).

Oleh karena itu, investor jangka panjang disarankan memanfaatkan koreksi sebagai peluang akumulasi bertahap pada saham fundamental kuat yang terkoreksi berlebihan, tanpa reaksi berlebihan terhadap volatilitas jangka pendek. 

Sementara, trader jangka pendek dan investor asing perlu berhati-hati karena fluktuasi pasar bisa meningkat hingga MSCI mengumumkan metodologi final. 

Adapun investor ritel sebaiknya fokus pada saham likuid, berkinerja solid, dan manajemen terbuka, menjaga disiplin analisis dan manajemen risiko agar keputusan investasi tetap rasional.

Wacana Perubahan Free Float MSCI

MSCI dilaporkan tengah meminta masukan kepada para pelaku pasar terkait rencana penggunaan Monthly Holding Composition Report yang dipublikasikan oleh KSEI sebagai tambahan referensi dalam menghitung free float saham emiten Indonesia.

Menurut laporan Stockbit Sekuritas, selama ini, emiten di Indonesia hanya melaporkan pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 5% kepada BEI, sementara data KSEI melaporkan kepemilikan di bawah kurang dari 5% dan memberikan klasifikasi pemegang saham sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih rinci terkait pemegang saham di bawah 5%.

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 16.630 Per Dolar AS Siang Ini (27/10), Peso Turun Paling Dalam

Selain wacana penggunaan laporan KSEI tersebut sebagai referensi tambahan, MSCI mengusulkan agar estimasi free float ditentukan berdasarkan nilai terendah di antara:

  • Free float yang  dihitung menggunakan data kepemilikan yang dilaporkan emiten dalam keterbukaan informasi, reports, dan press release, berdasarkan metodologi MSCI; dan
  • Free float yang diestimasikan berdasarkan data KSEI, yakni dengan mengklasifikasikan saham script (yang tidak tercatat di dalam data KSEI) dan kepemilikan ‘korporasi’ (lokal maupun asing) dan ‘others’ (lokal maupun asing) sebagai non–free float.

Secara alternatif, MSCI mengusulkan estimasi free float berdasarkan data KSEI, yakni dengan mengklasifikasikan saham script dan kepemilikan 'korporasi' (tanpa menghitung others) sebagai non–free float.

Sebagai catatan, wacana ini belum pasti diberlakukan dan masih menunggu masukan dari para pelaku pasar.

MSCI akan menerima masukan hingga 31 Desember 2025, dengan hasil dari konsultasi akan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Jika proposal tersebut diterapkan, perubahannya akan diimplementasikan pada review indeks bulan Mei 2026.

Selanjutnya: IHSG Anjlok Hampir 3% di Sesi I Senin (27/10): BRPT, SCMA, MEDC Jadi Top Losers LQ45

Menarik Dibaca: Jadwal BWF World Tour 2025 Lengkap Total Hadiahnya, Siap-Siap Hylo Open

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×