kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.522.000   9.000   0,59%
  • USD/IDR 15.909   26,00   0,16%
  • IDX 7.300   -26,89   -0,37%
  • KOMPAS100 1.114   -5,86   -0,52%
  • LQ45 878   -5,78   -0,65%
  • ISSI 223   -0,77   -0,34%
  • IDX30 449   -3,15   -0,70%
  • IDXHIDIV20 539   -3,59   -0,66%
  • IDX80 127   -0,84   -0,66%
  • IDXV30 130   -0,33   -0,25%
  • IDXQ30 149   -1,00   -0,67%

Dikabarkan akan IPO Anak Usaha, Simak Rekomendasi Saham Summarecon Agung (SMRA)


Kamis, 19 September 2024 / 17:06 WIB
Dikabarkan akan IPO Anak Usaha, Simak Rekomendasi Saham Summarecon Agung (SMRA)
ILUSTRASI. Kawasan pusat kuliner Gafoy Summarecon Kelapa Gading


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan kenaikan kinerja signifikan sepanjang semester I 2024. Baik dari pendapatan maupun laba mengalami pertumbuhan signifikan secara tahunan.

Pendapatan neto SMRA tercatat sebesar Rp 5,67 triliun di semester I 2024, naik 89,56% yoy dari Rp 2,99 triliun di semester I 2023. Secara rinci, pendapatan tersebut mayoritas berasal dari segmen pengembang properti sebesar Rp 4,17 triliun. Lalu, segmen properti investasi berkontribusi Rp 1,05 triliun dan segmen lain-lain berkontribusi Rp 444,01 miliar.

Sedangkan dari sisi laba. Tercatat laba tahun berjalan selama paruh pertama 2024 mengalami pertumbuhan 70,5%, yaitu dari Rp 442,03 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 753,68 miliar tahun ini.

Selain kinerja keuangan, belum lama ini SMRA baru saja menuntaskan transaksi nontunai (inbreng) antara perseroan dengan PT Summarecon Investment Property (SMIP). Melansir keterbukaan informasi, penyetoran dalam bentuk nontunai (inbreng) oleh SMRA ke dalam SMIP dilakukan dengan nilai sebesar Rp 8 triliun.

Secara rinci, sebesar Rp 7,68 triliun dalam bentuk tanah dan bangunan. Lalu, mesin dan perlengkapan sebesar Rp 219,17 miliar serta aset lainnya sebesar Rp 96,02 miliar. Aset lainnya yaitu seluruh aset yang tercatat dalam akun-akun, tetapi tidak termasuk dalam akun “Properti Investasi Neto”.

Manajemen SMRA menegaskan, penyetoran inbreng dalam rangka pengelompokan unit usaha yang dimiliki dan/atau dikelola oleh SMRA, maka tidak ada perubahan pendapatan perseroan secara konsolidasi yang timbul akibat transaksi tersebut.

“Namun, dampak terhadap laporan keuangan SMIP adalah penambahan aset Summarecon Mall Kelapa Gading (SMKG) sebagai hasil dari penyetoran dalam bentuk nontunai oleh SMRA,” ujar manajemen dalam keterbukaan informasi.

Melihat kinerja demikian, tim Riset Stockbit Sekuritas menyebut kinerja kuat SMRA di periode tersebut didukung oleh peningkatan signifikan dalam pengakuan pendapatan dari proyek residensial.

“Pendapatan dari segmen residensial melonjak 398% yoy dan 115% quartal on quartal (qoq) di semester I 2024, serta berkontribusi atas 68% dari total pendapatan,” ujar Tim Riset Stockbit Sekuritas dalam riset yang diterima Kontan, Kamis (19/9).

Laba perseroan sendiri telah memenuhi 81% dari estimasi konsensus target pendapatan SMRA tahun 2024. Laba operasional SMRA selama semester I sendiri naik 141% yoy ke Rp 2,2 triliun dan telah melampaui (103%) estimasi konsensus target tahun 2024.

Margin laba kotor juga relatif stabil, yaitu 30 bps yoy, dan pertumbuhan pendapatan yang kuat memberikan leverage operasional yang signifikan, sehingga mendorong lonjakan laba operasionalnya.

Namun, adanya beban one-off berupa pajak BPHTB dari penjualan Summarecon Mal Kelapa Gading ke SMIP menutupi kinerja operasional SMRA yang sangat baik di akhir kuartal II 2024.

 

Laporan keuangan terbaru SMRA dan dimulainya pemotongan suku bunga oleh the Fed dan Bank Indonesia (BI) pun membuat Tim Riset Stockbit Sekurita melihat, initial public offering (IPO) untuk SMIP kemungkinan akan segera dilakukan.

Penjualan Summarecon Mal Kelapa Gading ke SMIP sebagai bagian dari restrukturisasi untuk mempersiapkan SMIP melakukan IPO. SMRA juga mencatat biaya dibayar dimuka sebesar Rp 11 miliar sebagai biaya IPO entitas anak.

“Kami melihat IPO ini dapat menjadi katalis positif untuk unlock value SMRA di tengah momentum positif pemotongan suku bunga,” papar Tim Riset Stockbit Sekuritas.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham SMRA ada di level support Rp 660 per saham dan resistance Rp 715 per saham. Herditya pun merekomendasikan buy on weakness untuk SMRA dengan target harga Rp 730 – Rp 760 per saham.

Selanjutnya: Cek Top Losers Saham LQ45 saat IHSG Naik pada Kamis (19/9), Ada AMRT, PGAS, dan ESSA

Menarik Dibaca: Cara Memperbaiki Layar Laptop yang Rusak dan Ketahui Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×