kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Digerus profit taking, harga emas dan logam mulia lain bakal volatil sementara


Minggu, 01 Maret 2020 / 21:15 WIB
Digerus profit taking, harga emas dan logam mulia lain bakal volatil sementara
ILUSTRASI. Emas batangan. Maraknya aksi profit taking di akhir Februari 2020, harga emas dan logam mulia lainnya terpaksa melorot cukup dalam.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya aksi profit taking di akhir Februari 2020, harga emas dan logam mulia lainnya terpaksa melorot cukup dalam. Untuk jangka pendek, prospek komoditas tersebut diperkirakan masih bakal mengalami volatilitas.  

Mengutip Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak April 2020 tercatat melorot 4,61% ke level US$ 1.566,70 per ons troi. Sementara itu, harga perak jatuh 7,21%, menjadi US$ 16,46 per ons troi. Spot platinum turun sebanyak 4,07% menjadi US$ 866,30 per ons troi dan paladium anjlok hingga 8,71% ke level US$ 2.616,55 per ons troi. 

Baca Juga: Harga logam mulia ikut rontok terbawa virus corona

Analis Kapital Global Investama Alwi Assegaf penurunan yang terjadi pada komoditas logam mulia dikarenakan tingginya aksi jual atau profit taking oleh pelaku pasar. Hal ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. 

"Ini wajar karena harga komoditas logam mulia khususnya emas sudah naik cukup tinggi, bahkan secara year to date (ytd) masih cenderung catatkan kenaikan meskipun diselingi penurunan cukup dalam pekan lalu," ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Minggu (1/3). 

Ke depan, Alwi menilai tren harga logam mulia masih berada dalam tren naik. Hal ini disertai masih tingginya sebaran virus Korona dan nyaris membawa harga emas menyentuh level psikologis US$ 1.700 per ons troi beberapa waktu lalu. 

Bahkan dia menegaskan, koreksi harga komoditas logam mulia yang terjadi pekan lalu tidak serta merta menjadikan prospek emas menjadi tidak menarik di tahun ini. 

Baca Juga: Meski harga emas Antam naik, faktanya begitu beli langsung rugi

Seiring aksi profit taking yang terjadi, Alwi mengatakan tidak menutup kemungkinan bagi harga emas ke depannya bakal melanjutkan penurunan, meskipun masih tergolong wajar. Justru pelaku pasar dianjurkan untuk memanfaatkan momentum kali ini untuk mulai melakukan aksi beli mumpung harga murah.

"Harga emas masih akan naik, biasanya akan diikuti logam mulia lainnya, dan justru sekarang waktunya bagi pasar untuk beli," jelasnya. 

Adapun beberapa sentimen yang bakal menopang kenaikan harga logam mulia ke depan yakni masih seputar persebaran virus Korona. Selain itu, ada juga isu ancaman pelambatan ekonomi global dan tren penurunan suku bunga acuan di bank sentral dunia yang bisa menjadi sentimen positif.

Asal tahu saja, sebaran virus Korona saat ini sudah semakin meluas bahkan di luar China. Hal ini tercatat dari tingginya jumlah kasus dan korban di Korea Selatan, Iran, bahkan AS sudah mencatatkan kasus kematian pertamanya. 

Baca Juga: Dana asing Rp 3,84 triliun kabur dari pasar saham dalam sepekan

Untuk China sendiri, dampak Korona telah menekan kondisi perekonomiannya dimana pasca imlek hanya 40% pabrik yang beroperasi, asupan dari sektor pariwisata juga melorot baik di dalam maupun di luar China. Bahkan, dampaknya sudah terasa hingga ke rantai pasokan seiring turunnya harga minyak. 

Berbagai kondisi tersebut berpotensi menekan prospek pertumbuhan ekonomi global. Bahkan, virus Korona juga turut mendorong bank-bank sentral di dunia untuk melonggarkan suku bunga acuannya, termasuk The Fed yang sudah menunjukkan sinyal pelonggaran. Di sisi lain proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) masih menjadi tantangan. 

"Harga emas diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi di jangka pendek. Namun, untuk jangka panjang sentimennya masih mendukung emas untuk menguat dan kemungkinan akan diikuti logam mulia lainnya," ungkapnya. 

Untuk itu, Alwi merekomendasikan buy on weakness untuk emas ketika harga berada di kisaran US$ 1.535 per ons troi dan US$ 1.550 per ons troi. Sedangkan untuk level resistance diperkirakan bisa menyentuh level US$ 1.657 per ons troi.

Baca Juga: Wabah Corona Menekan Harga Tembaga

Hal senada diungkapkan Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra yang juga merekomendasikan buy on weakness. Menurutnya, pergerakan harga komoditas logam mulia masih akan cukup volatil ke depannya.

Ariston menilai, penurunan yang terjadi pada harga emas akhir pekan lalu dikarenakan adanya shifting atau peralihan aset investor dari emas ke aset safe have lainnya seperti obligasi pemerintah AS. 

Prediksinya, harga emas akan berada di rentang US$ 1.545 per ons troi hingga US$ 1.700 per ons troi, sedangkan untuk emas Antam diperkirakan bergerak di kisaran Rp 790.000 per gram hingga Rp 830.000 per gram.

Baca Juga: Meski Tengah Tertekan Efek Virus Corona, Pasar Obligasi Indonesia Tetap Menarik

"Kemungkinan, pekan depan penurunannya akan terbatas jika corona masih menjadi hot issue. Biasanya, logam mulia lainnya juga akan mengikuti tren pergerakan harga emas," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Minggu (1/3).

Untuk pekan depan, Ariston memperkirakan pergerakan harga ligam mulia masih akan terkonsentrasi pada isu seputar perkembangan virus corona. Selain itu, ada juga sentimen terkait aksi stimulus pemerintah atau bank sentral untuk meminimalisir dampak negatif Korona terhadap perekonomian global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×