kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Diborong Investor Institusi Besar, Bitcoin Naik ke Level US$ 100.000


Selasa, 07 Januari 2025 / 18:02 WIB
Diborong Investor Institusi Besar, Bitcoin Naik ke Level US$ 100.000
ILUSTRASI. Bitcoin (BTC) menunjukkan optimisme di awal tahun 2025 yang kembali ke level psikologis US$ 100.000. Lonjakan signifikan harga Bitcoin sejalan dengan derasnya arus masuk investor institusi besar.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) menunjukkan optimisme di awal tahun 2025 yang kembali ke level psikologis US$ 100.000. Lonjakan signifikan harga Bitcoin sejalan dengan derasnya arus masuk investor institusi besar.

Berdasarkan data Coinmarketcap, Selasa (7/1) pukul 17.37 WIB, Bitcoin berada di level US$ 101.503. Aset kripto kapitalisasi pasar terbesar itu terpantau naik 2,64% dalam 24 jam dan melonjak 8,11% dalam 7 hari terakhir.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur melihat, tren bullish saat ini tidak hanya membawa Bitcoin ke puncak baru, tetapi juga mengangkat altcoin besar seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), XRP, dan Dogecoin (DOGE)

Fyqieh menyebutkan, faktor utama yang mendorong penguatan Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan baru-baru ini yakni aksi Institusi Besar yang kembali menunjukkan dukungan kuat terhadap Bitcoin.

Baca Juga: OJK Catat Transaksi Kripto Januari-November 2024 Tembus Rp 556,53 Triliun

MicroStrategy, misalnya, membeli 1.070 BTC senilai US$ 101 juta pada awal Januari 2025, menambah total kepemilikannya menjadi 447.470 BTC senilai hampir US$ 28 miliar.  Tidak hanya itu, Metaplanet, perusahaan investasi asal Jepang, mengumumkan rencana peningkatan cadangan Bitcoin hingga lima kali lipat, dari 1.762 BTC menjadi 10.000 BTC.

"Aksi pembelian ini menunjukkan kepercayaan yang terus meningkat terhadap Bitcoin sebagai aset strategis, mendorong investor ritel dan institusi lainnya untuk mengikuti langkah serupa," kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).

Fyqieh menambahkan, harga aset kripto juga didukung arus masuk yang terpantau signifikan di awal tahun 2025. Laporan CoinShares menunjukkan arus masuk sebesar US$ 585 juta hanya dalam tiga hari, melanjutkan tren positif dari tahun 2024 yang mencatatkan total arus masuk sebesar US$ 44 miliar.

"Lonjakan arus masuk ini menunjukkan peningkatan minat dari investor institusional global yang semakin menganggap kripto sebagai bagian penting dari portofolio mereka," ujarnya.

Fyqieh menilai, rebound signifikan terlihat pula dari  ETF Bitcoin yang kembali mencatatkan arus masuk besar, dengan total US$ 908 juta dalam seminggu pertama 2025. Produk seperti Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (US$ 357 juta) dan iShares Bitcoin Trust (US$ 253 juta) memimpin tren ini.

Aktivitas ini menunjukkan bahwa investor semakin nyaman menggunakan ETF untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin, yang menjadi katalis penting dalam reli pasar kripto saat ini.

Menurut Fyqieh, arus masuk ke pasar kripto tidak terlepas dari sosok Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang akan segera dilantik pada 20 Januari mendatang. Rencana Trump untuk menerapkan cadangan Bitcoin strategis AS telah membawa sentimen positif yang besar.

Kebijakan Trump yang bertujuan mencapai cadangan 1 juta BTC dalam lima tahun ke depan, memperkuat narasi bahwa Bitcoin bukan hanya aset digital, tetapi juga aset strategis nasional.

"Harapan bahwa pemerintahan baru akan mendorong adopsi lebih luas dan memberikan dukungan regulasi yang positif telah menciptakan momentum bullish tambahan," sebut Fyqieh.

Baca Juga: Bitcoin Tembus US$ 100.000, Data NFP dan FOMC Minutes Jadi Sorotan Pekan Ini

Selain itu, Fyqieh memandang bahwa bullish di pasar aset kripto berkaitan dengan dinamika makroekonomi dan respons pasar dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Ini membuat Bitcoin semakin menarik sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan pelemahan mata uang fiat. The Fed, meskipun tidak agresif dalam pemangkasan suku bunga pada 2025, telah memberikan sinyal bahwa pelonggaran moneter akan tetap berlangsung.

Dengan inflasi yang diproyeksikan mencapai 2,5% di akhir tahun, banyak investor mulai memandang Bitcoin sebagai "emas digital" yang dapat melindungi nilai portofolio mereka di tengah tantangan ekonomi global.

Fyqieh berujar, prospek harga bitcoin ke depannya akan sangat bergantung pada kombinasi sentimen makroekonomi dan katalis pasar kripto. Saat ini, Bitcoin telah menembus level resistensi kunci di US$ 100.000, yang membuka peluang untuk melanjutkan tren bullish menuju target berikutnya di US$ 120.000.

Peluang berlanjutnya tren bullish bitcoin didukung oleh optimisme pasar terhadap rencana kebijakan pro-kripto dari pemerintahan baru AS, seperti inisiatif untuk membangun cadangan Bitcoin strategis nasional yang dapat memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset strategis.

Selain itu, pembelian signifikan oleh institusi besar seperti MicroStrategy dan Metaplanet telah menambah kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang Bitcoin, menciptakan efek domino yang mendorong harga altcoin seperti ETH, SOL, XRP, dan DOGE.

Baca Juga: Metaplanet Miliki Strategi Ambisius Menguasai 10.000 Bitcoin pada Tahun 2025

Namun, reli ini tidak sepenuhnya bebas risiko. Fyqieh mengatakan, pertemuan The Fed di akhir Januari menjadi faktor yang sangat diperhatikan, mengingat kebijakan moneter yang lebih ketat dapat memengaruhi minat terhadap aset berisiko seperti Bitcoin.

The Fed sendiri telah memberi sinyal hanya dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun 2025, lebih lambat dari ekspektasi sebelumnya. Pelonggaran suku bunga biasanya menjadi katalis positif bagi Bitcoin, pendekatan hati-hati The Fed menunjukkan bahwa pasar masih harus menghadapi ketidakpastian inflasi yang diproyeksikan mencapai 2,5% pada akhir tahun ini.

Fyqieh menuturkan, jika investor mengantisipasi langkah hawkish dari The Fed, maka hal ini dapat memicu aksi ambil untung, yang berpotensi membawa harga Bitcoin kembali ke support di bawah US$ 100.000. Koreksi semacam itu juga dapat terjadi karena aksi jual teknis di sekitar level resistensi psikologis baru.

"Jika harga gagal bertahan di atas US$ 100.000, pasar mungkin menginterpretasikannya sebagai tanda "bull trap," yang dapat menekan harga hingga ke level support di US$ 85.000. Namun, jika momentum beli tetap kuat dan pasar melihat pelantikan Trump sebagai katalis positif, level tertinggi baru masih sangat mungkin dicapai sebelum atau sesaat setelah 20 Januari," imbuh Fyqieh.

Selanjutnya: Cek Rekomendasi Saham AKRA, BBRI, dan INCO Untuk Rabu (8/1)

Menarik Dibaca: Soul Parking Dapat Pendanaan Seri A Untuk Dorong Pertumbuhan Parkir Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×