kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Terus Reli, Harga Bitcoin Menuju Level US$ 100.000 Berkat Donald Trump


Rabu, 27 November 2024 / 18:25 WIB
Terus Reli, Harga Bitcoin Menuju Level US$ 100.000 Berkat Donald Trump
ILUSTRASI. Harga bitcoin diproyeksi segera tembus ke level US$ 100.000 setelah efek kemenangan Donald Trump


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKRTA. Bitcoin (BTC) berhasil mencetak harga tertinggi alias All Time High (ATH) di bulan November 2024. Melejitnya harga bitcoin diprediksi terus berlanjut hingga ke level US$ 100.000.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengamati, harga bitcoin telah mencatat rekor luar biasa di bulan November tahun 2024. Di sepanjang bulan ini, harga bitcoin telah melonjak lebih dari 41% yang sempat menyentuh level tertinggi di harga US$ 99.000 pada 23 November lalu.

Kenaikan harga Bitcoin bulan November utamanya didukung oleh kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden 2024. Pemilu AS yang dilaksanakan pada 6 November 2024 lalu, telah memicu lonjakan minat investor terhadap aset kripto.

‘’Optimisme terhadap kripto semakin didorong oleh janji Trump untuk mendukung regulasi yang lebih ramah terhadap inovasi blockchain, termasuk rencana pembangunan cadangan Bitcoin nasional. Penunjukan pejabat pro-kripto di posisi strategis menegaskan komitmen ini, menciptakan iklim politik yang mendukung pertumbuhan aset digital,’’ kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Rabu (27/11).

Baca Juga: Bitcoin Berpotensi Terus Melaju ke US$ 100.000 di Akhir November

Lonjakan harga kripto khususnya Bitcoin juga dipicu oleh investasi institusional yang signifikan. ETF Bitcoin dari BlackRock (IBIT) mencatat nilai perdagangan hingga US$ 1,9 miliar dalam satu hari, sementara volume ETF spot mencapai US$ 5,21 miliar.

Produk ETF ini menarik perhatian manajer aset besar seperti BlackRock dan Fidelity, memperkuat posisi Bitcoin sebagai instrumen investasi institusional. Strategi akumulasi Bitcoin oleh perusahaan seperti MicroStrategy juga meningkatkan sentimen positif, menciptakan tekanan beli yang besar di pasar.

Selain itu, lanjut Fyqieh, kebijakan moneter yang mendukung turut menjadi katalisator. Penurunan suku bunga The Fed menjadi 4,75% dengan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut pada Desember 2024 membuat Bitcoin menjadi opsi menarik bagi investor yang mencari imbal hasil lebih tinggi dibandingkan aset tradisional.

Stimulus ekonomi sebesar 2 triliun yuan dari China, yang disuntikkan secara bertahap, turut menambah likuiditas pasar global. Stimulus ini memberikan dorongan tidak langsung terhadap harga Bitcoin.

Di lain sisi, optimisme Bitcoin bisa menembus level US$ 100.000 mulai memudar. Bitcoin bersama indeks kripto lainnya mengalami tekanan jual yang signifikan, sementara dolar AS menguat dengan indeks dolar spot melonjak 0,7%.

Fyqieh menyebutkan, salah satu sentimen negatif yang menekan Bitcoin saat ini adalah keputusan Donald Trump untuk meningkatkan tarif impor dari Tiongkok, Meksiko, dan Kanada, seperti dilaporkan Reuters pada 26 November, memicu aksi jual di pasar saham berjangka AS dan pasar kript

Namun demikian, koreksi harga Bitcoin hingga ke level US$ 92.000 saat ini dianggap merupakan hal yang wajar dalam pasar kripto yang sangat volatil. Sejumlah pihak pun masih percaya bahwa Bitcoin berpotensi mencapai angka US$ 100.000 pada akhir tahun 2024.

Fyqieh mencermati, koreksi harga Bitcoin baru-baru ini tidak menyurutkan optimisme investor. Penurunan sebesar 10% dari rekor tertinggi US$ 99.800 justru direspons dengan akumulasi aset, menunjukkan keyakinan terhadap potensi jangka panjang cryptocurrency ini.

Adapun data dari CryptoQuant mencatat cadangan Bitcoin di bursa terpusat turun ke level 2,508 juta BTC pada 27 November, terendah sejak September 2018. Penurunan ini mencerminkan kepercayaan investor untuk memegang aset mereka, meski menghadapi volatilitas jangka pendek

Baca Juga: Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi di November 2024, Begini Respons Bos Indodax

‘’Penurunan Bitcoin ini adalah koreksi sehat untuk mengatasi kondisi pasar yang overbought, bukan sinyal tren bearish. Selain itu, pemerintahan Trump sedang merencanakan dewan penasihat kripto di Gedung Putih untuk menyusun kebijakan strategis Bitcoin,’’ imbuh Fyqieh.

Selanjutnya, rilis data inflasi PCE inti AS pada Rabu (27/11) akan menjadi katalis penting yang dapat memengaruhi pasar, termasuk Bitcoin. Indeks ini diharapkan menunjukkan peningkatan, yang bisa membatasi peluang penurunan suku bunga oleh The Fed pada Desember.

Secara teknikal, Fyqieh menganalisis bahwa pergerakan BItcoin menunjukkan Bitcoin mempertahankan dukungan kuat di sekitar area US$ 90.250, yang mencakup level Fibonacci retracement 0,236 dan EMA 100 hari.

Pemulihan dari zona jenuh jual pada indikator RSI menambah optimisme. Penembusan di atas US$ 94.500 berpotensi mendorong BTC ke US$99.800, bahkan menuju target psikologis US$100.000 pada Desember 2024.

‘’Dengan fundamental dan teknikal yang mendukung, prospek pasar bullish Bitcoin tetap kokoh meskipun menghadapi koreksi sementara. Akumulasi yang dilakukan investor menunjukkan kepercayaan terhadap potensi apresiasi nilai Bitcoin dalam jangka panjang,’’ tandas Fyqieh.

Selanjutnya: Jaksa ICC Akan Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Militer Myanmar Min Aung HLaing

Menarik Dibaca: Dukung Kemajuan Sektor Maritim, BKI Optimalisasi Platform MCP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×