kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Dibayangi Sentimen Nilai Tukar, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)


Senin, 06 Oktober 2025 / 16:00 WIB
Dibayangi Sentimen Nilai Tukar, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)
ILUSTRASI. Kalbe Farma melaporkan penjualan semester I – 2025 mencapai Rp 17,1 triliun, naik 4,6% secara tahunan (yar on year/YoY)


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Emiten industri farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat hasil positif pada semester I – 2025. Namun sejumlah sentimen seperti nilai tukar hingga daya beli membayangi kinerja KLBF hingga akhir tahun. 

Kalbe Farma melaporkan penjualan semester I – 2025 mencapai Rp 17,1 triliun, naik 4,6% secara tahunan (yar on year/YoY). Pertumbuhan didorong oleh segmen farmasi, distribusi, dan kesehatan konsumen, sementara segmen nutrisi tetap tertekan.

Tercatat, laba bersih semester pertama 2025 mencapai Rp1,97 triliun, naik +9,4% YoY, didukung oleh ekspansi margin dan kontribusi yang lebih tinggi dari pos-pos non-operasional. 

Vita Lestari, Analis Sinarmas Sekuritas mengatakan, pertumbuhan segmen farmasi KLBF dipimpin oleh obat generik tanpa merek. Obat generik bermerek tetap lemah. 

Baca Juga: Ini Strategi Kalbe Farma (KLBF) Mitigasi Pelemahan Rupiah

Segmen farmasi mencatat pertumbuhan 6,0% YoY di kuartal II – 2025, sehingga pendapatan semester I – 2025 mencapai Rp 4,9 triliun (naik 9,4% YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan permintaan yang berkelanjutan untuk produk khusus, volume obat generik tanpa merek yang kuat, dan ekspansi e-katalog yang berkelanjutan. 

“Secara spesifik, obat generik tanpa merek naik 18% YoY, produk berlisensi tumbuh 16% YoY, sementara obat generik bermerek mencatatkan pertumbuhan moderat naik 2% YoY di semester pertama 2025,” ujar Vita Lestari dalam risetnya pada 19 September 2025. 

Vita menilai divisi tersebut tetap fokus pada peningkatan kategori khusus melalui inovasi dan komersialisasi portofolio, didukung oleh manufaktur lokal dan momentum yang stabil di kanal e-katalog. 

“Kami memandang investasi berkelanjutan KLBF dalam produk biologis (termasuk insulin dan terapi sel) serta perluasan portofolio vaksinnya sebagai langkah positif untuk memperkuat daya saing jangka Panjang,” kata Vita. 

Muhammad Heru, Analis Phintraco Sekuritas mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) industri kimia, farmasi, dan obat tradisional melanjutkan tren positifnya pada kuartal II-2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri ini mencapai 11,60% YoY pada kuartal II-2025.

 

Sementara itu, PMI (purchasing managers index) industri kimia, farmasi, dan obat tradisional berada di angka 50,31 pada triwulan II-2025, tetap berada di zona ekspansif sejak kuartal IV – 2023. 

“Kami menilai industri ini masih memiliki ruang untuk tumbuh di masa mendatang, mengingat industri ini memiliki posisi krusial dalam perekonomian, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai Rp 108,6 triliun pada kuartal II-2025,” ujar Heru dalam risetnya pada 4 September 2025.  

Menurutnya, KLBF terus berinovasi dan berkolaborasi untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang.

Tahun lalu, KLBF telah menjalankan berbagai inisiatif, seperti peresmian pabrik radiofarmasi yang memproduksi Fluorodeoksiglukosa (FGD) untuk deteksi dini kanker, menjalin kemitraan strategis dengan GE HealthCare untuk membangun fasilitas produksi CT-SCAN pertama di Indonesia, dan membangun usaha patungan dengan Livzon Pharmaceutical Group Inc. dari Tiongkok untuk memproduksi bahan aktif farmasi (API). 

Lalu, dari segmen kesehatan konsumen dan nutrisi, KLBF terus berinovasi dengan menghadirkan produk-produk yang terjangkau dan praktis. “Kami menilai bahwa berbagai inisiatif yang dijalankan memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan bisnis KLBF di masa mendatang,” kata Heru. 

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, memproyeksikan Perseroan akan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 5,4% secara tahunan pada tahun 2025 ditopang dari pertumbuhan segmen distribution dan prescription segment. Dengan pertumbuhan laba bersih naik 8% secara tahunan pada tahun 2025. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Siap Kebut Ekspansi di Semester II-2025, Cek Rekomendasi Sahamnya

Namun, Harry menyoroti sentimen yang perlu diperhatikan untuk mencermati kinerja KLBF hingga akhir tahun adalah sentimen nilai tukar rupiah dan daya beli masyarakat.

“Elevated USD yang akan berdampak pada biaya bahan baku perseroan, serta pelemahan daya beli masyarakat yang dapat membebani penjualan FMCG Perseroan,” ujar Harry kepada Kontan, Senin (6/10). 

Meski begitu, Harry melihat KLBF yang mendirikan usaha patungan dengan Livzon Pharmaceutical Group Inc. dari Tiongkok berdampak terhadap kinerja Perseroan. Yakni dapat berdampak positif pada pabrik bahan aktif farmasi (API) Perseroan dan bisa mengurangi sebagian ketergantungan bahan baku perseroan terhadap US dollar.

Vita memproyeksikan pendapatan dan laba bersih KLBF tahun 2025 masing – masing Rp 34,14 triliun dan Rp 3,58 triliun. Adapun pada tahun 2024 KLBF membukukan pendapatan Rp 32,62 triliun dan laba bersih Rp 3,24 triliun. 

Vita, Heru, dan Harry merekomendasikan Buy saham KLBF dengan target harga masing – masing Rp 1.450 per saham, Rp 1.640 per saham, dan Rp 1.600 per saham.

Selanjutnya: FIF Group Bukukan Transaksi Rp 7,9 Miliar pada Indonesia Motorcycle Show 2025

Menarik Dibaca: 10 Penekan Nafsu Makan Alami yang Bantu Turunkan Berat Badan Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×