kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Kalbe Farma (KLBF) Siap Kebut Ekspansi di Semester II-2025, Cek Rekomendasi Sahamnya


Jumat, 12 September 2025 / 18:22 WIB
Kalbe Farma (KLBF) Siap Kebut Ekspansi di Semester II-2025, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siap kebut ekspansi. Analis menilai, hal ini bakal berbuah positif bagi kinerja KLBF ke depan.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siap kebut ekspansi yang telah dimulainya di semester I-2025. Analis menilai, hal ini bakal berbuah positif bagi kinerja KLBF ke depan.

Director of Finance Accounting KLBF, Kartika Setiabudy menjelaskan, KLBF akan melanjutkan pembangunan fasilitas radiofarmasi di semester II-2025. 

Fasilitas ini akan digunakan untuk memproduksi fluorodeoxyglucose (FDG), alat deteksi dini kanker lewat pencitraan positron emission tomography and computed tomography scanning (PET/CT-Scan). Dengan demikian, kini KLBF punya empat fasilitas produksi alkes, termasuk benang bedah, mobile x-ray, dan dialyzer.

“Pabrik kita ada di dua lokasi, di Jakarta dan Surabaya. Saat ini untuk Jakarta sudah bisa dikatakan hampir selesai semua dan untuk Surabaya harusnya dalam beberapa bulan ini juga akan bisa diselesaikan,” jelas Kartika dalam paparan publik secara daring, Jumat (12/9/2025).

Baca Juga: Ada Potensi Banjir Produk AS, Kalbe Farma (KLBF) Tetap Genjot Produksi Alkes

Selain itu, KLBF juga terus menjalankan pembangunan pabrik farmasi Kalbe-Livzon di kawasan industri GIIC Deltamas, Cikarang, Jawa Barat, yang dirancang untuk memproduksi bahan active pharmaceutical ingredients (API) antibiotik steril. 

Proyek ini merupakan inisiatif PT Livzon Pharma Indonesia, perusahaan patungan antara KLBF dengan perusahaan asal China, Livzon Pharmaceutical Group Inc, yang pembangunannya telah dimulai pada 28 Mei 2025 lalu. 

Dus, upaya itu jadi pelengkap berbagai langkah strategi yang dilakukan KLBF di semester I. Sebelumnya, Head of Investor Relation KLBF, Syeren Amanda menjelaskan, KLBF telah melakukan inovasi pada obat-obatan biologis, ekosistem onkologi, terapi sel, dan vaksin. Selain itu, KLBF memperluas produk berkategori preventif dengan menghadirkan Sakatonik Gummy, ExtraJoss Ultimate dalam bentuk kaleng, dan Mixagrip Herbal.

Pada segmen divisi kesehatan, KLBF juga melakukan penyegaran dan pembaruan brand, seperti pada produk Entrasol, Promag, hingga Prenagen. Sementara pada divisi nutrisi, variasi produk KLBF bertambah dengan hadirnya Hydro Coco Latte hingga Fitbar protein bar.

“Sebagian besar produk Kalbe telah hadir cukup lama di Indonesia dan sebagian besar pengguna awal produk ini telah memasuki usia yang lebih senior, sehingga dibutuhkan cara komunikasi baru yang lebih menarik dan tetap relevan bagi generasi yang lebih muda,” jelasnya di kesempatan yang sama.

Tak cuma itu, KLBF juga telah memperluas penetrasi produk specialty-nya di kawasan Timur Tengah, Australia, dan Asia Tenggara, khususnya Thailand. Demi memperluas pasar di Thailand, KLBF telah menggandeng Alliance Pharma Co. Ltd. untuk menghadirkan biologics products di negara tersebut.

Baca Juga: Siapkan Capex Rp 1 Triliun, Begini Ekspansi Kalbe Farma (KLBF) di Semester II-2025

Dengan berbagai upaya itu, Kartika melanjutkan, capex yang telah diserap KLBF untuk ekspansi telah mencapai hampir Rp 400 miliar di semester I-2025. “Kita siap untuk men-support kebutuhan-kebutuhan selanjutnya,” imbuh Kartika.

Hingga akhir tahun 2025, KLBF menarget pertumbuhan penjualan dan laba bersih masing-masing 6% dan 8% secara tahunan (year on year/YoY).

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, KLBF memiliki prospek positif di semester II, dengan dukungan pipeline obat biologis dan fokus produksi alat kesehatan yang sejalan dengan permintaan domestik.

Selain itu, perluasan jaringan prinsipal dan penetrasi pasar baru menurut Wafi dapat menjadi pendorong pertumbuhan tambahan, terlebih konsumsi kesehatan di Indonesia terus meningkat seiring kesadaran kesehatan pasca pandemi Covid-19.

“Jadi secara topline dan margin, KLBF berpotensi cetak pertumbuhan stabil meski bukan lompatan besar,” jelas Wafi kepada Kontan Jumat (12/9/2025).

Meski demikian, potensi banjirnya alkes AS imbas kesepakatan tarif 19% bisa menjadi ancaman upaya produksi alkes lokal KLBF. Namun, Wafi menilai KLBF masih memiliki keunggulan pada jaringan distribusi, kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal, dan sinergi dalam ekosistem farmasi yang kuat. 

Dus, ancaman itu tak serta-merta menggugurkan posisi KLBF di pasar alkes domestik. “Justru kalau pemerintah konsisten dorong TKDN (tingkat kandungan dalam negeri), produk lokal seperti KLBF bisa lebih kompetitif,” imbuhnya.

Ke depan, sentimen positif yang bisa mendukung kinerja KLBF menurutnya datang dari permintaan produk kesehatan yang defensif, ekspansi produk biologis dan biosimilar yang dilancarkan KLBF.

Selain itu, potensi stimulus kesehatan yang akan diumumkan pemerintah juga penetrasi pasar ke wilayahn Asia Tenggara, Australian, dan Timur Tengah juga bisa turut mendorong pertumbuhan bisnis KLBF ke depan.

Meski demikian, KLBF juga perlu waspada dan cerdik dalam menghadapi tantangan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengingat KLBF masih bergantung pada bahan baku impor. Ditambah, kompetisi bisnis farmasi juga mengetat baik secara global maupun lokal.

Adapun untuk rekomendasi saham, Wafi menyarankan investor untuk buy on weakness saham KLBF dengan target harga Rp 1.850. Dengan price to earnings ratio (PER) berada 20-22 kali, ini menurutnya masih wajar mengingat pertumbuhan fundamental KLBF yang positif.

“Jadi cocok untuk investor yang mencari saham defensif dengan exposure jangka panjang di sektor kesehatan. Tapi timing entry sebaiknya saat ada pullback biar risk-reward lebih menarik,” sarannya.

Selanjutnya: Polytama Propindo Tegaskan Komitmen Green Company Melalui Inovasi Keberlanjutan

Menarik Dibaca: Begini Cara Praktis Menjaga Kelembapan Kulit Sehari-hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×