Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran akan sebaran virus corona atau Covid-19 dan buruknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) membuat nilai tukar rupiah terus melemah. Meskipun begitu, tekanan terhadap rupiah diharapkan bisa melunak di kuartal II-2020.
Mengutip data Bloomberg secara year to date (ytd) hingga 31 Maret 2020, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat melemah 17,62% ke level Rp 16.310 per dolar AS.
Baca Juga: Tunda pembayaran dividen, risiko pelemahan rupiah di kuartal II-2020 tetap tinggi
Sementara itu, pada perdagangan akhir pekan ini (3/4) rupiah tercatat menguat sebanyak 0,39% ke level Rp 16.430 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyampaikan, pengesahan paket stimulus fiskal yang dirilis Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 2 triliun di tengah wabah Covid-19 meningkatkan sentimen pasar.
Arus modal investasi dinilai Sutopo masih menjadi faktor kunci untuk pergerakan pasangan USD/IDR ke depan. Sementara itu, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengisyaratkan bahwa paket stimulus fiskal lanjutan tidak akan dibahas sampai selesai libur Paskah.
"Dengan begitu, fokus pasar bergeser ke data ekonomi terbesar dunia tersebut. Data akan memberikan indikasi dan pandangan tentang kerusakan isolasi sosial terhadap pertumbuhan ekonomi AS," jelas Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).
Sebagai gambaran, Laporan tenaga kerja AS yang dirilis kemarin mencatatkan angka terburuk di mana angka pengangguran naik hingga 6,65 juta dari sebelumnya 3,31 juta. Ini sekaligus mencerminkan bahwa dampak Covid-19 tidak main-main dalam mempengaruhi aktifitas ekonomi.
"Hari ini akan ada laporan upah di luar pertanian dan peternakan, yang disinyalir bakal berakhir buram," ungkapnya.