Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah melonggarkan pembayaran dividen, dirasa tak cukup mempan menahan risiko pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kuartal II-2020. Tekanan dinilai masih akan berlanjut akibat sentimen persebaran virus corona atau Covid-19 yang terus bertambah di Tanah Air.
"Mundurnya pembayaran dividen diharapkan bisa merelaksasi permintaan dolar AS untuk pembayaran dividen. Tapi sepertinya masih akan berada di kuartal II dan kuartal III tahun ini," kata Ekonom Pefindo Fikri C Permana kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).
Baca Juga: BI merilis perkembangan indikator stabilitas rupiah, apa saja isinya?
Dia menekankan, sentimen utama penggerak rupiah saat ini lebih karena persebaran virus corona baik di dalam maupun di global. Jika sebaran Covid-19 bisa segera dijinakkan, harapannya pemulihan ekonomi bisa terjadi lebih cepat dan akan berdampak pada semua aspek termasuk pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Fikri megatakan untuk kuartal II-2020 rentang rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 14.300 per dollar AS hingga Rp 16.800 per dolar AS, dengan syarat virus Korona bisa dijinakkan.
Sebaliknya, jika belum tampak perbaikan dalam penanganan Covid-19, rupiah diperkirakan berada di rentang Rp 16.800 per dolar AS hingga Rp 18.800 per dolar AS di tiga bulan ke depan.
Adapun faktor lain yang masih menjadi sentimen penggerak rupiah yakni permintaan dolar AS untuk keperluan pembayaran dividen. Meskipun ada penundaan, Fikri memperkirakan itu hanya terjadi di April saja.
Di sisi lain sentimen capital inflow di pasar keuangan Tanah Air juga akan menjadi sentimen penggerak rupiah di kuarta II-2020. Ditambah lagi, jumlah cadangan devisa (cadev), stimulus dan kondisi likuiditas sektor keuangan di dalam negeri menjadi perhatian.
Adapun dari sentimen global, pergerakan indeks dolar AS yang masih berada dalam tren menguat, masih jadi ancaman besar bagi pergerakan dolar AS. Ditambah lagi, harga minyak dan komoditas global yang cenderung turun beberapa waktu terakhir turut mendapat perhatian pasar.
Untuk pekan depan, Fikri berharap nilai tukar rupiah bisa menguat di kisaran Rp 15.880 per dolar AS hingga Rp 16.880 per dolar AS. Sentimennya diharapkan datang dari domestik, khususnya terkait upaya Bank Indonesia (BI) dalam melakukan triple intervention.
Baca Juga: Rupiah berbalik menguat dan ditutup di level Rp 16.430 per dolar AS
"Dari eksternal, meningkatnya kekhawatiran akan perekonomian Amerika Serikat (AS), memungkinkan untuk dolar AS melemah terhadap hampir semua mata uang lain di pekan depan," tandasnya.
Mengutip data Bloomberg pada 31 Maret 2020, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat melemah sebanyak 17,62% ke level Rp 16.310 per dolar AS.
Sementara itu, pada perdagangan Jumat (3/4) rupiah tercatat menguat 0,40% ke level Rp 16.430 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News