kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.206   64,80   0,91%
  • KOMPAS100 1.107   11,94   1,09%
  • LQ45 879   12,35   1,43%
  • ISSI 221   0,71   0,32%
  • IDX30 449   6,58   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,75   1,08%
  • IDX80 127   1,49   1,19%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Diantara Emiten CPO, Dua Saham Ini Dianggap Masih Undervalue


Senin, 10 Juli 2023 / 05:21 WIB
Diantara Emiten CPO, Dua Saham Ini Dianggap Masih Undervalue
ILUSTRASI. Prospek saham emiten CPO di semester II masih ada peluang menguat, meskipun di tengah sentimen negatif dari eksternal.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) masih fluktuatif. Hanya saja, dalam sebulan terakhir harga CPO merembet naik.

Melansir Trading Economics, Minggu (9/7), harga CPO bergerak sideways di 1,19% secara mingguan. Namun, secara bulanan harga CPO naik 17,46%.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, penguatan harga CPO pada semester I 2023 dikarenakan sentimen dari dampak badai El Nino yang bisa menurunkan produksi.

Tren harga CPO tersebut bisa saja berlanjut, tetapi setelah itu diperkirakan akan kembali stabil dan cenderung melemah.

“Kinerja emiten CPO di semester I masih kurang baik mengingat penurunan harga CPO,” ujar Sukarno kepada Kontan, Minggu (9/7).

Baca Juga: Kinerja London Sumatra (LSIP) Melemah, Cermati Rekomendasi Analis

Prospek harga CPO di semester II 2023 diperkirakan masih akan ada dalam tren penurunan, meskipun nantinya akan terjadi volatile.

Namun, dalam waktu dekat, tidak menutup kemungkinan harga CPO bisa menguat ke resistance sampai 15% dari harga terakhir.

Sentimen positif datang dari dampak berakhirnya El Nino yang bisa menaikkan harga CPO.

“Lalu, ada juga program B35 dari pemerintah Indonesia yang berpotensi meningkatkan permintaan domestik,” tutur Sukarno.

Hanya saja sentimen negatif masih bisa membebani harga CPO ke depannya.

“Misalnya Uni Eropa yang memberlakukan Undang-undang Antideforestasi sejak 16 Mei 2023 dan berpotensi bisa menutup ekspor produk pertanian dan perkebunan,” ungkapnya.

Prospek saham emiten CPO di semester II masih ada peluang menguat, meskipun di tengah sentimen negatif dari eksternal.

Sukarno pun merekomendasikan trading buy untuk AALI dan LSIP. Untuk target harga masing-masing dalam jangka pendek bisa naik 5%-10% dari level terakhir

Artinya, target harga untuk AALI adalah Rp 8.137 - Rp 8.525 per saham dan LSIP Rp 1.107 - Rp 1.160 per saham.

“Kedua saham tersebut masih memiliki rasio PBV di bawah 1x atau terbilang undervalue,” ungkapnya.

Baca Juga: Harga Kelapa Sawit Turun, Cermati Rekomendasi Saham London Sumatra (LSIP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×