Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah saham emiten perkebunan sawit penghasil crude palm oil (CPO) terlihat berada di zona merah setelah Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan pengetatan rasio ekspor minyak sawit.
Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengeluarkan kebijakan pemangkasan rasio volume ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mulai berlaku sejak 1 Mei 2023.
Sebelumnya, pemerintah sudah memangkas rasio kuota hak ekspor CPO dari 1:8 menjadi 1:6 per 1 Januari 2023.
Pemerintah mengambil kebijakan tersebut dalam rangka menjaga kestabilan pasokan kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO), serta memastikan harga minyak goreng di pasar rakyat tetap stabil dan terjangkau.
Adapun kebijakan tersebut, pemerintah menurunkan rasio volume ekspor minyak sawit menjadi 1:4 dari sebelumnya 1:6. Artinya, produsen hanya dapat melakukan ekspor sebanyak 4 kali dari jumlah kebutuhan dalam negeri atau DMO.
Baca Juga: Jatah Ekspor Sawit Dipangkas, Gapki Sebut Tidak Berdampak ke Ekspor CPO
Selain memangkas rasio volume ekspor CPO, pemerintah juga menurunkan kuota kewajiban pasokan dalam negeri untuk program pemenuhan minyak goreng dari sebelumnya 450 ribu ton per bulan menjadi 300 ribu ton per bulan.
Selain itu, pemerintah menaikkan insentif pengali bagi para pelaku usaha yang memasok minyak goreng kemasan rakyat dalam bentuk kemasan MinyaKita dari 1 menjadi 2 untuk kemasan bantal dan 2,25 untuk kemasan selain bantal yang sebelumnya 1,75.
Mengutip data RTI pada Kamis (27/4), harga saham emiten sawit seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan penurunan 0,33% ke level Rp 7.650 per saham, dan PT Smart Tbk (SMAR) turut mencatatkan penurunan 0,90% ke Rp 5.500 per saham.
Selanjutnya, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) juga tercatat turun 1,16% ke Rp 1.700 per lembar saham, Kemudian PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) juga tercatat turun 0,29% ke Rp 1.010 per lembar saham
Kemudian, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) juga tercatat turun 4,48% ke Rp 640 per lembar saham, dan PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) juga tercatat turun 0,84% ke Rp 590 per lembar saham
Sementara PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) juga tercatat naik 0,94% ke Rp 535 per lembar saham, dan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) juga tercatat naik 2,43% ke Rp 2.110 per lembar saham,
Sepanjang tahun ini atau secara year to date (YtD), harga saham AALI terus bergerak di zona merah dengan turun 4,67%. Saham SMAR mencatat pertumbuhan hingga 11,11% dan saham SSMS tumbuh 15,65% dan STAA mencatat penurunan 3,35%.
Selanjutnya saham DSNG tumbuh 6,67%. PALM mencatat penurunan 7,09%, saham CSRA juga tercatat turun 6,14% dan SGRO tumbuh 0,48%.
Adapun, penurunan saham emiten CPO berbeda arah dengan pasar saham dimana IHSG pada hari Kamis (27/4) ditutup menguat 0,51% atau 35,33 poin menjadi 6.945,47.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News