kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Dianggap Masih Prospektif, Ini Rekomendasi Saham Emiten Properti Jagoan Analis


Kamis, 22 Februari 2024 / 06:45 WIB
Dianggap Masih Prospektif, Ini Rekomendasi Saham Emiten Properti Jagoan Analis
ILUSTRASI. Rancangan desain miniatur Kota Maja Raya di Maja, Lebak, Banten, Senin (30/10/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/Spt.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti dengan aset hunian diproyeksikan masih akan prospektif di tahun 2024. Pertumbuhan harga rumah tapak di pasar primer pada kuartal IV-2023, melandai bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal IV-2023 tumbuh 1,74% secara tahunan (year on year/YoY), lebih rendah dari pertumbuhan kuartal III-2023 yang sebesar 1,96% YoY.

Hasil survei yang terbit Senin (19/2) itu mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan harga rumah tapak tertahan oleh perlambatan kenaikan harga rumah tipe menengah.  

Adapun rumah tipe tersebut tercatat tumbuh 1,87% YoY pada akhir tahun 2023, atau melandai dari pertumbuhan 2,44% YoY pada kuartal III-2023.  Sementara, pertumbuhan harga rumah tipe besar tercatat sebesar 1,58% YoY, atau melandai dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 1,70% YoY.

Baca Juga: Harga Rumah Naik pada Akhir 2023, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Properti

Di sisi lain, Penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal IV 2023 juga naik 3,27% YoY. Angka ini membaik dari kuartal III 2023 yang -6,59% YoY.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat, indeks harga properti cenderung tertekan di tahun 20233 karena tersengat tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang berada pada level 6%. Ini merupakan level suku bunga BI tertinggi dalam 4 tahun terakhir. 

Meski demikian, dengan stimulus dari pemerintah lewat diskon PPN DTP hingga 100%, kinerjanya masih tertolong.

“Sebab, jika dibedah lebih jauh, margin penjualan hunian rumah tapak memberikan margin pendapatan yang lebih besar dibandingkan dari aset lainnya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/2).

Oleh karena itu, di tahun 2024, Audi melihat, prospek kinerja emiten properti mulai akan membaik seiring dengan sentimen terjadinya pelonggaran kebijakan suku bunga bank sentral.  Asal tahu saja, BI kembali menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2024 yang diselenggarakan hari ini.

“Selain itu, dengan masih adanya keberlanjutan diskon PPN di tahun ini, permintaan hunian akan terdorong. Sehingga, diperkirakan kinerja 2024 akan lebih baik dibandingkan periode tahun lalu,” paparnya.

Audi pun merekomendasikan beli untuk BSDE dan CTRA dengan target harga masing-masing Rp 1.370 per saham dan Rp 1.405 per saham.

 

Baca Juga: SSSG Ace Hardware (ACES) Naik 5,6% pada Januari, Intip Rekomendasi Sahamnya

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada melihat, kebutuhan akan hunian masih besar di Tanah Air. 

Di sisi lain, baik dari sisi pengembang maupun perbankan masih akan berupaya agar pembangunan perumahan bisa terserap oleh masyarakat. 

Kombinasi antara harga tanah untuk dikembangkan dengan harga jual nantinya juga akan menentukan apakah rumah tersebut dapat diserap oleh mayoritas masyarakat atau tidak. 

“Jadi, dengan melihat kondisi tersebut maka aset-aset hunian menjadi salah satu kontribusi yang besar dengan memanfaatkan daya beli masyarakat dan hubungannya dengan penyaluran kreditnya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/2).

Di tahun 2024, kebutuhan akan rumah akan bergantung pada pangsa pasarnya masing-masing. 

“Dari sisi perbankan, agar penyaluran kreditnya bisa meningkat, biasanya akan disertai dengan promo. Sehingga, margin dari penyaluran kredit tersebut dapat tetap terjaga,” ungkapnya.

Reza pun merekomendasikan beli untuk BSDE, CTRA, dan SMRA yang memiliki aset hunian dengan target harga masing-masing Rp 1.180 per saham, Rp 1.435 per saham, dan Rp 650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×