Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten yang memiliki produk hunian berkonsep transit oriented development (TOD) diprediksi akan positif. Sebab, pembangunan transportasi publik saat ini masih cukup tinggi.
Konektivitas transportasi publik membuat sejumlah pengembang melakukan pembangunan di sekitar titik jemput, baik itu berupa hunian maupun area komersial. Biasanya, wilayah ini dinamakan TOD.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei melihat, properti berkonsep TOD memang mempunyai prospek yang bagus. Hal itu didukung dengan upaya pemerintah mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum.
“Properti TOD yang terintegrasi dengan transportasi umum tentu akan diuntungkan nantinya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (30/8).
Baca Juga: Pembangunan Transportasi Publik Tinggi, Prospek Emiten Properti Hunian TOD Positif
Menurut Jono, mayoritas produk hunian TOD saat ini masih berbentuk apartemen. Hal itu disebabkan terutama karena efisiensi lahan jika dibandingkan dengan produk rumah tapak.
“Sementara, produk yang disukai masyarakat saat ini masih rumah tapak,” tuturnya.
Terkait krisis properti di China, kata Jono, dampaknya ke properti Indonesia minim. Sebab, developer di Indonesia lebih berhati-hati saat mengembangkan proyek.
“Rata-rata emiten properti juga memiliki rasio utang yang lebih rendah dari ekuitas,” ungkapnya.
Emiten yang tengah menggarap proyek berkonsep TOD misalnya adalah PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP). Melansir keterbukaan informasi, Rabu (30/8), proyek pengembangan TOD milik ADCP dinamakan LRT CITY. Di dalamnya, ada area komersial dan hunian. Saat ini, proyeknya ada Mall Green Walk di LRT CITY Bekasi, Forest Hub di LRT CITY Jatibening dan Soul Hub di LRT CITY Ciracas.
Lalu, ada juga PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland yang salah satu proyeknya adalah pembangunan TOD di Telaga Murni Cibitung.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, prospek properti TOD dinilai cukup cerah mengingat kebutuhan masyarakat yang memiliki kebutuhan mobilitas tinggi serta tempat tinggal strategis terus meningkat.
“Ini juga didukung oleh prospek ekonomi domestik dalam negeri yang masih tetap bertumbuh dalam jangka panjang,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (30/8).
Secara produk, Jono melihat emiten properti dengan produk berkonsep TOD baru ADCP saja yang terlihat menarik. Sebab, produknya memiliki akses langsung ke stasiun LRT dan commuter line.
Baca Juga: Pembangunan Transportasi Publik Tinggi, Begini Prospek Emiten Properti Hunian TOD
Namun, Jono saat ini belum memberikan rekomendasi untuk saham emiten properti dengan produk berkonsep TOD.
Sementara, Praska merekomendasikan beli jangka menengah untuk MTLA dengan target harga Rp 425 per saham.
“MTLA mampu mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba serta valuasi yang masih menarik, dengan PBV di bawah 1x,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News