kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.430   24,00   0,15%
  • IDX 7.937   83,06   1,06%
  • KOMPAS100 1.111   9,35   0,85%
  • LQ45 809   4,06   0,50%
  • ISSI 272   3,87   1,45%
  • IDX30 420   2,48   0,59%
  • IDXHIDIV20 486   1,71   0,35%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 133   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 136   1,05   0,78%

Di sisa 2015, jadwal lelang sukuk tinggal sekali


Selasa, 03 November 2015 / 19:11 WIB
Di sisa 2015, jadwal lelang sukuk tinggal sekali


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Di sisa tahun 2015, pemerintah hanya memiliki satu kali jadwal lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara pada Selasa (17/11). Oleh karena itu, investor gencar berburu instrumen tersebut pada lelang Selasa (3/11).

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, pemerintah memperoleh kelebihan penawaran hingga Rp 3,33 triliun alias oversubscribe 1,6 kali dibandingkan target indikatif Rp 2 triliun.

Dari jumlah tersebut, pemerintah hanya memenangkan Rp 1,88 triliun. Ada tiga seri sukuk yang dimenangkan pemerintah dari empat seri yang dilelang.

Pertama, seri SPN-S 04052016 yang dimenangkan sebesar Rp 1,25 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,22% dengan imbalan diskonto. Adapun jumlah penawaran yang masuk untuk seri ini mencapai Rp 2,1 triliun dengan yield terendah 7,09% dan yield tertinggi 8%. Instrumen tersebut jatuh tempo pada 4 Mei 2016.

Kedua, seri PBS006 yang dimenangkan sebanyak Rp 150 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,82% dan kupon 8,25%. Instrumen tersebut memperoleh penawaran Rp 410 miliar dengan yield terendah 8,75% dan yield tertinggi 10,12%. Tenggat waktu seri ini jatuh pada 15 September 2020.

Ketiga, seri PBS009 yang dimenangkan sekitar Rp 480 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,76% dan kupon 7,75%. Seri ini menghimpun penawaran Rp 610 miliar dengan yield terendah 8,68% dan yield tertinggi 9,62%. Instrumen tersebut jatuh tempo pada 25 Januari 2018.

Seri PBS011 yang memperoleh penawaran Rp 210 miliar tidak dimenangkan pemerintah. Yield tertinggi yang masuk untuk seri ini mencapai 9,25% dengan yield terendah 8,96%.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan pemerintah memperoleh penawaran cukup tinggi pada lelang sukuk kali ini.

Pertama, pasar surat utang domestik memperoleh sentimen positif dari dalam negeri, semisal Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,08% pada Oktober 2015.

“Sehingga ada optimisme suku bunga acuan Bank Indonesia bakal turun. Turut membuat instrumen surat utang diburu investor, termasuk sukuk,” tuturnya.

Kedua, pasokan surat utang di pasar primer bakal terbatas. Pemerintah hanya memiliki satu kali jadwal lelang sukuk dan tiga kali lelang Surat Utang Negara (SUN) pada sisa tahun 2015. Target penerbitan surat utang pemerintah sepanjang tahun ini juga hampir terpenuhi. Walhasil, investor berupaya mengejar obligasi pemerintah selagi ada kesempatan.

Apalagi persediaan efek surat utang berbasis syariah di Indonesia sedikit. Makanya, lanjut Made, investor yang memiliki kebutuhan untuk menempatkan dana di SBSN mengambil kesempatan. Semisal para manajer investasi untuk portofolio reksadana syariah mereka.

Made berpendapat, seri SPN-S 04052016 menjadi primadona karena investor sukuk umumnya menggenggam instrumen hingga jatuh tempo alias hold to maturity. Sehingga mereka menggemari surat utang berjangka waktu pendek.

“Yield yang diminta investor untuk seri PBS011 terbilang tinggi, makanya tidak diserap pemerintah. Size yang masuk juga kecil. Permintaan yield untuk seri lainnya sesuai estimasi, tidak terlalu agresif juga tidak terlalu kompetitif,” tukasnya.

Sekadar informasi, pada lelang sukuk dua pekan sebelumnya (20/10), dari jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 2,99 triliun, pemerintah menyerap sekitar Rp 1,73 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×