kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.430   24,00   0,15%
  • IDX 7.937   83,06   1,06%
  • KOMPAS100 1.111   9,35   0,85%
  • LQ45 809   4,06   0,50%
  • ISSI 272   3,87   1,45%
  • IDX30 420   2,48   0,59%
  • IDXHIDIV20 486   1,71   0,35%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 133   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 136   1,05   0,78%

Lelang sukuk diwarnai permintaan yield tinggi


Selasa, 20 Oktober 2015 / 18:57 WIB
Lelang sukuk diwarnai permintaan yield tinggi


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara diwarnai permintaan yield tinggi. Pemerintah kemudian hanya menyerap Rp 1,73 triliun atau di bawah target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 2 triliun.

Dari tiga seri yang ditawarkan pemerintah, seri SPN-S07042016 bertenor enam bulan mengalami permintaan tertinggi mencapai Rp 1,47 triliun. Yield terendah yang masuk untuk seri ini sekitar 7,18% dan yield terendah sebesar 8%. Permintaan tersebut lebih tinggi ketimbang lelang 6 Oktober 2015 sebelumnya, dimana yield terendah yang masuk 6,75%.

Pemerintah kemudian memenangkan Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 7,25% dan tingkat imbalan diskonto.

Seri PBS009 tenor tiga tahun mengalami total permintaan Rp 653 miliar dengan yield terendah 8,56% dan yield tertinggi 9,65%. Sedangkan lelang sebelumnya, seri ini mencatat permintaan yield terendah 8,43%.

Seri ini hanya dimenangkan senilai Rp 125 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 8,62% dan tingkat imbalan 7,75%.

Hanya seri PBS006 bertenor lima tahun saja yang mencatat permintaan yield terendah 8,59% dan tertinggi 10,12% atau lebih rendah dibandingkan permintaan lelang sebelumnya dengan yield terendah 8,62%.

Pemerintah lalu menyerap Rp 605 miliar dari total permintaan yang masuk sebesar Rp 867 miliar. Adapun yield rata-rata tertimbang sebesar 8,64% dan tingkat imbalan 8,25%.

Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga mengatakan tingginya permintaan yield dipicu oleh pasar obligasi yang berfluktuasi. Kondisi tersebut juga menyebabkan turunnya total permintaan dari Rp 4,4 triliun pada lelang sebelumnya menjadi hanya Rp 2,9 triliun.

"Di sisi lain, pemerintah tidak memenangkan lelang secara maksimal karena investor meminta yield yang relatif tinggi," ujar Desmon, Jakarta, Selasa (20/10).

Tak agresifnya pemerintah juga dipengaruhi oleh hampir terpenuhinya target penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun ini. Kementrian Keuangan mencatat hingga Oktober ini pemerintah telah menerbitkan SBN dengan total Rp 439,27 triliun atau berkisar 95,4% dari target SBN yang mencapai Rp 461,2 triliun hingga akhir tahun.

Padahal pemerintah masih memiliki jadwal sebanyak enam kali lelang SBN reguler hingga akhir tahun. Yakni, pada 27 Oktober, 3 November, 10 November, 17 November, 24 November dan 1 Desember 2015.

Desmon memperkirakan pasar sukuk negara akan positif hingga akhir tahun. Rendahnya inflasi serta peluang turunnya suku bunga bank sentral atau BI rate akan mendorong turunnya yield.

"Namun perlu diwaspadai sentimen eksternal seperti ketidakpastian the Fed dan Tiongkok bisa membuat tekanan pada harga sukuk," ujar Desmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×