Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada transaksi akhir pekan ini (16/8), pelemahan rupiah semakin dalam. Mengutip data Bloomberg, pelemahan mata uang garuda ini mencapai 0,2% menjadi 10.373 per dollar AS per pukul 10.16 WIB. Pada transaksi sebelumnya, rupiah sempat menyentuh posisi 10.374, yang merupakan level terlemah sejak Juni 2009.
Jika dihitung, sepanjang pekan ini, rupiah sudah keok sebesar 0,9%. Ini merupakan pelemahan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 26 Juli lalu.
Di pasar non deliverable forwards (NDF), nilai tukar rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan terhempas lebih parah lagi dengan melemah 0,6% menjadi 10.636 dan keok 2,1% pada minggu ini. Dengan demikian, rupiah di pasar spot lebih premium 2,5% dibanding posisi rupiah di pasar NDF.
Sementara, nilai tengah rupiah di situs Bank Indonesia menunjukkan angka 10.392.
Rupiah semakin tidak bertenaga setelah cadangan devisa Indonesia merosot ke posisi terendah sejak 2010 lalu menjadi US$ 92,7 miliar pada Juli. Selain itu, ekonom memprediksi, defisit neraca perdagangan Indonesia juga akan membengkak menembus rekor menjadi US$ 9 miliar dalam periode tiga bulan yang berakhir juni.
"Bank Indonesia semakin toleran dengan pelemahan rupiah. Masalah utamanya adalah posisi neraca perdagangan Indonesia yang sepertinya masih akan defisit. Apalagi masalah ini sangat sulit untuk dipecahkan dengan kebijakan moneter saja," jelas Gundy Cahyadi, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News