kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Data tenaga kerja tak mampu menahan dolar Australia dari tekanan corona


Kamis, 20 Februari 2020 / 20:16 WIB
Data tenaga kerja tak mampu menahan dolar Australia dari tekanan corona
ILUSTRASI. AUD/USD pada perdagangan Kamis (20/2) pukul 20.12 WIB melorot 0,78% ke level 0,6623.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rilis data kinerja Australia yang positif, tampaknya belum cukup untuk mendorong pasangan AUD/USD bergerak menguat. Mengutip Bloomberg, pasangan AUD/USD pada perdagangan Kamis (20/2) pukul 20.12 WIB melorot 0,78% ke level 0,6623.

Analis PT Solid Gold Berjangka Sunarti mengungkapkan, pasangan AUD/USD gagal mendapatkan momentum positif pada hari Kamis (20/02) meskipun data perubahan tenaga kerja Australia dirilis positif.

Departemen Statistik Australia melaporkan, data employment change meningkat sebanyak 13.500 pada Januari 2020. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang hanya 10.000, tapi masih lebih rendah dari periode sebelumnya di 28.700.

Baca Juga: Ekspor berpotensi terganggu, dolar aussie bisa melemah lagi terhadap euro

Pada waktu bersamaan, unemployment rate Australia dilaporkan naik dari 5,1% menjadi 5,3% untuk periode Januari. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar yakni 5,2%. "Kondisi ini semakin meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) sehingga akan memicu pelemahan pada mata uang aussie lebih lanjut," kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (20/2).

Sunarti menjelaskan bahwa sebelumnya, pasar memang menantikan data ketenagakerjaan Australia terbaru untuk menimbang outlook terhadap perubahan suku bunga RBA dalam pertemuan kebijakan selanjutnya. Di sisi lain keputusan People Bank of China untuk memangkas suku bunga acuannya dapat memicu penurunan AUS/USD dalam jangka pendek.

Pergerakan AUD/USD untuk Jumat (21/02) diperkirakan masih cenderung bearish karena tidak adanya rilis data ekonomi makro yang mampu memberikan dampak signifikan bagi Negeri Kanguru tersebut. Secara umum pasangan mata kurs tersebut juga masih menunggu perkembangan terbaru dari dampak virus corona.

Baca Juga: Simak valas rekomendasi analis di tengah wabah virus corona

"Sebagai partner dagang utama China, perekonomian Australia tentunya akan ikut terpengaruh oleh wabah virus tersebut," jelasnya.

Secara teknikal, dalam time frame daily pasangan AUD/USD bergerak dengan tren bearish dan telah melewati support kuat di 0,6668 (terendah sejak 2 Oktober 2019), dan menyentuh terendah baru sejak Maret 2009 lalu. Adapun untuk indikator MACD berada di bawah 0 dengan kondisi histogram yang melebar dan mengarah turun.

Sementara itu, untuk indikator Relative Strengh Index (RSI) berada di area 33,8 dan menunjukkan pergerakan bearish jangka pendek. Sehingga, rekomendasi trading untuk pasangan mata uang tersebut masih strong sell jika harga turun di bawah level 0,6610. Adapun untuk level support harian berada di kisaran 0,6586 hingga 0,6550 dan level resistance harian antara 0,6672 hingga 0,6716.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×