Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah keadaan ekonomi dunia yang tidak menentu, resesi menjadi momok yang menghantui berbagai negara. Resesi dapat didefinisikan sebagai perlambatan aktivitas ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut atau lebih.
Hal ini merupakan imbas dari penyebaran virus corona (Covid-19) yang menghantam semenjak awal tahun lalu. Dampak terbesar dirasakan oleh mitra dagang China. Dengan melambatnya perekonomian negara Tirai Bambu, secara otomatis perekonomian negara mitra dagang ikut melambat.
Di tengah kekhawatiran seperti ini, valas dapat menjadi salah satu instrumen investasi menarik untuk jangka panjang. Analis HFX Berjangka Ady Pangestu menilai dari berbagai pilihan valas yang tersedia, pasangan mata uang EUR/CHF dan EUR/USD dapat dijadikan pilihan investasi yang menggiurkan.
“Ambil posisi buy dengan anggapan investasi jangka panjang. Karena harga sudah turun melewati harga terendah multi-tahunan,” kata Ady kepada Kontan.co.id Selasa (18/2).
Baca Juga: Dolar Australia masih melanjutkan tren pelemahan terhadap rupiah
Ady juga memberi sedikit bocoran kalkulasi agar investor dapat mendulang keuntungan besar pada investasi produk ini. Menurut dia, investor hanya perlu bersabar sekitar tiga bulan untuk mendapat cuan maksimal.
“Harus tetap pakai perhitungan modal atau margin dengan ketahanan 1.000 pips. Misalkan modalnya US$ 1.000 maka bisa mulai lakukan beli ke atas dengan volume transaksi 0,05 untuk micro akun. Jika mengalami penurunan sekitar 250 pips ke bawah, baru lakukan averaging buy 0,05,” terang Ady.
Di sisi lain, analis Valbury Asia Futures Lukman Leong merekomendasikan pasangan mata uang GBP/USD sebagai pilihan valas di tengah ketidakpastian global. Menurut Lukman, pasangan mata uang ini hanya membutuhkan satu katalis positif agar para investor mendapat keuntungan.
“Potensi upside akan sangat besar apabila terjadi deal antara Britania Raya dan Uni Eropa dengan downside terbatas US$ 1,22 per poundsterling dan upside US$ 1,5 hingga US$ 1,6 per poundsterling,” kata Lukman.
Baca Juga: Rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS, aussie, dan dolar Singapura
Perjanjian perdagangan pasca Brexit memiliki tenggat waktu hingga 31 Desember 2020. Artinya investor harus bersabar minimal hingga tenggat waktu perjanjian perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa untuk mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News