kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data pekerjaan AS melambat, Dow Jones dan S&P 500 cetak rekor tertinggi


Sabtu, 08 Mei 2021 / 05:36 WIB
Data pekerjaan AS melambat, Dow Jones dan S&P 500 cetak rekor tertinggi


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencapai rekor penutupan tertinggi pada Jumat (7/5). Sementara indeks Nasdaq kembali bangkit setelah data ketenagakerjaan terbaru Amerika Serikat (AS) yang melambat meredakan kekhawatiran atas prospek kenaikan suku bunga The Fed.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS seperti dikutip Reuters menyebutkan, pertumbuhan pekerjaan di AS secara tak terduga melambat pada bulan April 2021, kemungkinan tertahan oleh kekurangan jumlah pekerja.

Laporan tersebut meredakan beberapa kekhawatiran tentang kenaikan inflasi dan potensi suku bunga AS yang lebih tinggi. Kenaikan bunga dikhawatirkan beberapa investor akan merugikan perusahaan yang sedang berkembang.

Baca Juga: Ekspektasi Investor Tinggi, The Fed Peringatkan Kemungkinan Peningkatan RIsiko di AS

Pada penutupan perdagangan Jumat (7/5), indeks Dow Jones naik 229,23 poin atau 0,66% menjadi 34.777,76. Indeks S&P 500 naik 30,98 poin atau 0,74% ke 4.232,6 dan indeks Nasdaq Composite menguat 119,40 poin atau 0,88% menjadi 13.752,24.

Selama pekan ini, Dow Jones menguat 2,7%, persentase kenaikan mingguan terbesar sejak Maret 2021. Indeks S&P 500 naik 1,2% dan menjadi kenaikan mingguan terbaik sejak pertengahan April 2021. Sementara Nasdaq turun 1,5% di pekan ini.

Saham-saham perusahan teknolgi seperti Microsoft Corp dan Apple Inc naik masing-masing sebesar 1,1% dan 0,5%, memberikan dorongan bagi indeks S&P 500 dan Nasdaq.

“Antisipasi dan konfirmasi kebijakan (Federal Reserve) tetap sama dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dengan peluncuran vaksin telah memicu level tertinggi sepanjang masa ini. Tetapi kami yakin volatilitas akan diperketat dalam jangka pendek,” kata Greg Bassuk, Kepala Eksekutif Axs Investments seperti dikutip Reuters.

Selanjutnya: Yellen klarifikasi pernyataannya, harga Bitcoin melesat kembali tembus US$ 57.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×