kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Data payrolls picu Greenback loyo


Senin, 10 Februari 2014 / 07:17 WIB
Data payrolls picu Greenback loyo
ILUSTRASI. Manfaat Teh Chamomile untuk Kecantikan


Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. The Greenback alias dollar AS tertekan karena imbas data ekonomi yang kurang memuaskan. Pekan lalu USD melemah paling tajam dalam kurun lima bulan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (7/2), USD melemah 0,33% terhadap EUR, menjadi 1,3635. Lalu, USD juga tertekan melawan GBP sebesar 0,55% ke level 1,6411. Pasangan USD/CAD turun 0,34% menjadi 1,1032. Sedangkan, pairing AUD/USD tidak beranjak dari level 0,8959.

The Bloomberg Dollar Spot Index yang memantau greenback terhadap 10 mata uang utama menunjukkan penurunan sebesar 0,8% pekan lalu. Ini penurunan mingguan tertajam sejak 18 Oktober 2013.

Sejumlah data ekonomi AS yang sudah dirilis menunjukkan pemulihan ekonomi tidak merata. Indeks produksi manufaktur per Januari melambat, sedangkan penambahan tenaga kerja (nonfarm payrolls) per Januari masih di bawah ekspektasi pasar.

“Perekonomian sedang bergerak maju. Namun, beberapa data terlihat sudah kehilangan momentum. Prospek dollar sangat rentan,” kata Andrew Wilkinson, Kepala analis pasar Greenwich, Connecticut, dikutip dari Bloomberg.

Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menyebut, pasangan EUR/USD sudah tertekan dalam beberapa pekan terakhir. Pemicunya, isu pemangkasan suku bunga di zona euro, karena rumor ancaman deflasi. Namun, pernyataan Bank Sentral Eropa (ECB) berhasil meredam kepanikan pasar terkait deflasi sehingga EUR menguat terhadap USD.

Di sisi lain, Ariston menilai, data nonfarm payrolls AS tergolong buruk karena di bawah ekspektasi pasar. Ini semakin menekan posisi USD terhadap euro dan sejumlah mata uang utama lainnya.

Selain euro, analis PT Harvest International Futures Tonny Mariano melihat meski pasangan AUD/USD stagnan, aussie berpotensi naik akibat buruknya data nonfarm payrolls AS.

Apalagi, pertemuan Bank Sentral Australia (RBA) yang mempertahankan suku bunga di level 2,5% mengindikasikan tidak adanya pelonggaran kebijakan moneter. Sentimen ini bakal menopang aussie. “Hari ini, nilai aussie bisa menguat versus USD,” prediksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×