CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Data inflasi mengecewakan, aussie tertekan di hadapan euro


Selasa, 06 Februari 2018 / 21:07 WIB
Data inflasi mengecewakan, aussie tertekan di hadapan euro
ILUSTRASI. Uang dollar australia


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan mata uang EUR/AUD dalam tren penguatan. Wajar, ekonomi zona Uni Eropa masih kuat dan telah memberi sinyal penyudahan belanja stimulus setelah bulan September tahun ini. Di pasar spot pada Selasa (6/2), pasangan EUR/AUD naik 0,41% ke 1,5763.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra melihat perekonomian zona euro currency masih kekar dan menjadi juara dibandingkan mata uang global lainnya, akibatnya belanja stimulus surat utangnya diperkirakan bisa berakhir tahun ini di bulan September. "Setelah agenda stimulus selesai, maka akan ada kenaikan suku bunga," jelas Putu kepada KONTAN.

Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi memang belum mengkonfirmasi agenda kenaikan suku bunga, namun sejumlah pejabat tengah beringsut menyuarakan potensi apresiasi tersebut dan membuat pasar cenderung hawkish pada pasar Eropa.

Hal ini berbanding terbalik dengan Australia yang telah mengonfirmasi posisi suku bunga stabil di 1,5% pada rapat gubernur bank sentralnya hari ini.

Bank Sentral Australia (RBA) telah menyepakati mempertahankan suku bunga di level 1,5% lantaran kinerja pertumbuhan ekonomi Australia di 1,9% di bulan Desember masih jauh dari target 2%-3%. Apalagi, rilis neraca dagang Desember dan penjualan ritelnya relatif mengecewakan dan semakin menekan peluang penguatan dollar Ozzie.

Padahal bila ditilik lebih dalam, pada neraca dagang Australia, impornya tertera naik 6% dan ekspor naik hingga 1,6%. Kenaikan impor ini sebenarnya memberi indikasi aktifnya perekonomian, namun pasar lebih khawatir dengan posisi inflasinya. "Yang jelas rilis inflasi yang paling pengaruhi Aussie, karena potensi kenaikan suku bunga jadi bisa teredam," jelas Putu.

Untuk perdagangan Rabu (7/2) Putu melihat potensi koreksi teknikal karena pasangan ini sudah menguat terlalu tajam. Hal ini terlihat dari gerak positif pada indikator moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 serta indikator moving average convergence divergence (MACD) yang positif di area 0,007.

Namun ada juga sinyal jenuh beli dari indikator stochastic di level 93 dan relative strenght index di level 84. Putu merekomendasikan buy on dips dengan support 1,5650 - 1,5610 - 1,5570 dan resistance 1,5835 - 1,5880 - 1,5920.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×