kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data ekonomi meleset, dollar AS tetap unggul


Kamis, 01 Maret 2018 / 20:38 WIB
Data ekonomi meleset, dollar AS tetap unggul
ILUSTRASI. Mata Uang Rupiah dan Dollar Amerika


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Kamis (1/3) pagi, nilai tukar rupiah di pasar spot sempat menyentuh Rp 13.800 per dollar AS. Untungnya, rupiah cukup bertenaga menutup perdagangan dengan posisi menguat tipis 0,02% ke level Rp 13.748 per dollar AS.

Meski begitu, volatilitas rupiah diperkirakan masih akan tetap tinggi hingga Federal Open Market Committee (FOMC) terlaksana pada pertengahan Maret mendatang.

Selain itu, pasar juga masih mengantisipasi pernyataan kedua Gubernur The Fed pada Kamis malam waktu Indonesia. Jika Powell masih melanjutkan sinyal yang optimistis terkait perekonomian AS, pasar akan semakin agresif mengakumulasi dollar AS.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menjelaskan, saat ini respons pasar terhadap pernyataan The Fed lebih besar dibandingkan terhadap realisasi data ekonomi reguler AS. Buktinya, indeks dollar tetap reli di atas level 90 di tengah sejumlah data ekonomi AS tidak sesuai ekspektasi.

Misalnya, rilis data awal pertumbuhan ekonomi AS di kuartal terakhir 2017 masih stagnan di level 2,5%. Data penjualan rumah baru AS juga turun dari 645.000 pada Januari menjadi 593.000 pada Februari 2018. Begitu pun dengan realisasi data pesanan barang tahan lama alias core durable goods orders AS yang turun ke 3,7%, lebih buruk dari ekspektasi sebesar 2,4%.

Reny berpendapat, pasar tetap berkonsensus suku bunga acuan AS bakal naik lebih dari tiga kali sepanjang tahun ini, meskipun data perekonomian tidak mendukung. "Ini membuat pasar terus memburu dollar AS setidaknya sampai kenaikan suku bunga acuan terealisasi," katanya.

Meski begitu, pasar domestik tak perlu terlampau cemas. Reny menilai, kondisi fundamental perekonomian dalam negeri cukup kuat untuk menopang rupiah. Di antaranya, cadangan devisa yang tercatat di posisi US$ 131,98 pada Februari lalu. "Bank Indonesia masih bisa melakukan intervensi dengan optimal untuk menjaga rupiah di level yang aman" ujarnya.

Reny optimistis, rupiah akan tetap dijaga di bawah level Rp 14.000 per dollar AS. Bahkan, ia memproyeksi akhir tahun nanti rupiah masih bisa bertahan di posisi Rp 13.598 per dollar AS.

Sementara Jumat (2/3), Reny memperkirakan rupiah masih akan cenderung melemah pasca pidato Powell yang kedua. Menurutnya, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.715-Rp 13.785 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×