Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Buruknya data manufaktur Inggris memberi keunggulan bagi aussie untuk terus melesat. Apalagi setelah Reserve Bank of Australia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level yang sama.
Mengutip Bloomberg, Selasa (1/12) pukul 16.25 WIB pasangan GBP/AUD merosot 0,61% ke level 2,0704 dibanding hari sebelumnya.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan pelemahan ini semakin signifikan setelah data manufacturing PMI Inggris November 2015 turun dari 55,5 ke level 52,7. Ini mengabaikan pernyataan Mark Carney, Gubernur Bank of England yang menyampaikan bahwa BOE sudah jauh lebih tangguh daripada sebelum masa krisis keuangan lalu.
“Fokus pasar lebih ke Australia saat ini,” kata Tonny. Menyebabkan sentimen positif dari Carney terhapus oleh keperkasaan aussie.
Bukan tanpa alasan aussie melesat tajam. Beberapa data Australia yang memuaskan antara lain, building approvals Oktober 2015 yang naik dari 2,3% ke level 3,9%. Lalu neraca berjalan kuartal tiga 2015 yang defisitnya menyusut dari sebelumnya defisit US$ 20,5 miliar menjadi defisit US$ 18,1 miliar.
“Menegaskan kepada pasar bahwa ekonomi Australia cukup stabil untuk mempertahankan suku bunga,” kata Tonny. Memang RBA mengumumkan suku bunga Australia tetap bertahan di level 2,0%.
Selain itu pelaku pasar sedang mengantisipasi pernyataan RBA besok. Karena tingginya sentimen dari Australia, tidak heran sterling pun terseret aussie. "Apalagi data China yang cukup diterima pasar menopang keunggulan aussie," ujar Tonny. Hal ini tersaji dalam data Caixin Manufacturing PMI China November 2015 yang naik dari 48,3 ke level 48,6. Hanya saja memang data manufaktur pemerintah China yang masih turun ke level 49,6 dari 49,8. Namun respon pasar tetap positif.
"Saat ini Aussie yang di atas angin," tambah Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News