kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,84   -1,92   -0.21%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data ekonomi Indonesia positif, level CDS menurun


Minggu, 29 Juli 2018 / 19:14 WIB
Data ekonomi Indonesia positif, level CDS menurun
ILUSTRASI. CDS credit default swap risiko berinvestasi di Indonesia meningkat turun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Level Credit Swap Indonesia (CDS) Indonesia semakin menjauhi level tertinggi di Juni 2018. Level tersebut menandakan persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia semakin membaik.

Mengutip Bloomberg, Jumat (27/7), CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun berada di level 108,18 atau turun 25% dari level tertingginya di 144,47 pada 28 Juni 2018. Kompak. CDS Indonesia untuk tenor 10 tahun per Jumat (26/7) juga turun 18,35% jadi ke level 185,115 menjauhi level tertingginya di 226,73 pada 2 Juli 2018.

Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management mengatakan CDS Indonesia turun karena merespon sentimen positif dari data ekonomi Indonesia periode Juni 2018. Beberapa data ekonomi tersebut, pertama neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$ 1,74 miliar.

Kedua, dalam data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 tercatat penerimaan sumber daya alam terutama dari minyak bumi jumlahnya mencapai Rp 58 triliun atau memenuhi 98% dari target penerimaan di tahun ini.

"Banyak misinterpretasi ketika harga minyak naik berdampak negatif bagi Indonesia, tetapi kini malah penerimaan sumber daya alam naik dari penerimaan tahun lalu dan baru enam bulan sudah mencapai 98% dari target," kata Eric, Jumat (27/7).

Jika harga minyak stabil di level saat ini hingga akhir tahun, Eric memproyeksikan Indonesia akan menerima kelebihan penerimaan sumber daya alam sekitar Rp 30 triliun-Rp 50 triliun. Jumlah tersebut, Eric katakan bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur atau memberikan bantuan langsung ke masyarakat. "Intinya keuangan pemerintah bagus, tidak lama setelah pengumuman data tersebut investor kompak optimistis dan rupiah juga menguat," kata Eric.

Ketiga, di tahun ini pemerintah menargetkan defisit APBN 2,12% sedangkan target defisit APBN di tahun depan akan membaik di kisaran 1,6% hingga 1,9%. Target defisit yang mengecil menurut Eric bisa menambah optimisme persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia akan semakin membaik.

Analis Obligasi BNI Sekuritas, Ariawan menambahkan CDS Indonesia menurun di tengah kondisi data ekonomi Indonesia positif, membuat rupiah menguat dan akhirnya menurunkan level CDS Indonesia. "Saat ini rupiah cenderung bergerak stabil setelah sempat tembus Rp 14.500 per dollar AS ini membuat ada peningkatan arus aliran dana asing ke pasar domestik dan akhirnya membuat CDS turun," kata Ariawan.

Ariawan menyebut secara tren aliran dana asing yang masuk ke pasar domestik sejak Juni 2018 net buy sekitar Rp 6 triliun-Rp 7 triliun. Jika dibandingkan pada periode Juni 2018 atau ketika CDS sentuh level tertingginya, asing catatkan net sell sekitar Rp 3 triliun.

Selain dari faktor internal, Ariawan mengatakan faktor eksternal juga berpengaruh dalam membuat CDS Indonesia turun. Ariawan melihat saat ini tekanan yang diberikan dari masalah perang dagang mulai mereda. "Dengan optimisne investor global ini tentu saja juga menguatkan optimisme terhadap pasar domestik," kata Ariawan.

 Meredanya tekanan eksternal juga membuat minat asing untuk masuk ke pasar yang lebih berisiko di emerging market termasuk ke Indonesia jadi meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×