kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.522.000   9.000   0,59%
  • USD/IDR 15.929   6,00   0,04%
  • IDX 7.305   -21,35   -0,29%
  • KOMPAS100 1.115   -5,42   -0,48%
  • LQ45 878   -5,12   -0,58%
  • ISSI 223   -0,79   -0,35%
  • IDX30 449   -2,52   -0,56%
  • IDXHIDIV20 538   -3,76   -0,69%
  • IDX80 127   -0,64   -0,50%
  • IDXV30 130   -0,39   -0,30%
  • IDXQ30 149   -1,02   -0,68%

Data China bikin harga nikel meleleh


Jumat, 25 September 2015 / 08:10 WIB
Data China bikin harga nikel meleleh


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kontraksi manufaktur China semakin menggerus permintaan nikel. Meski harga nikel sempat rebound, namun tren bearish masih menyelimuti harga nikel hingga akhir tahun ini. Sebab, pasar komoditas masih dibayang-bayangi rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat.  

Mengutip Bloomberg Rabu  (23/9) pukul 14.20 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,62% menjadi US$ 9.675 per metrik ton. Meski demikian, sepanjang bulan ini, harganya masih turun 3,08%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menjelaskan, ada beberapa faktor yang menggerus harga nikel. Pertama, indeks manufaktur China (Caixin Flash Manufacturing PMI) September 2015 di level 47. Hasil ini lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya yaitu 47,3. Indeks di bawah level 50 mengindikasikan sektor industri terkontraksi.

“Ini level terendah selama tujuh bulan berturut-turut. Data tersebut membuktikan aktivitas industri China gagal memperlihatkan performa yang baik,” jelasnya.

Kedua, impor nikel China Agustus 2015 turun 60% dibanding bulan sebelumnya menjadi 18,774 metrik ton. Artinya, permintaan nikel China sebagai konsumen terbesar komoditas di dunia turun.

Padahal, analis Macquaire Jim Lennon menyebut, pasokan nikel di pasar global bakal surplus 30.000 ton pada tahun ini. Penurunan permintaan yang disertai ancaman melubernya stok nikel turut menggerus harga komoditas ini.

Ketiga, Bloomberg Industrial Metal Index telah anjlok 2,8% dalam kurun enam minggu. Sentimen negatif ini juga turut menyeret harga nikel lebih dalam.

Andri memprediksi, harga nikel bakal kian merosot hingga akhir tahun. Alasannya, Asian Development Bank (ADB) telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2015 dari semula 7% menjadi 6,8%. ADB juga memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2016 dari 6,8% menjadi 6,7%.

Spekulasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS juga mengintai harga komoditas. Dollar AS terus menguat dan berimbas negatif terhadap harga nikel yang diperdagangkan dengan dollar AS.

Secara teknikal, harga nikel bergerak di bawah moving average (MA) 50 dan MA 100 mengindikasikan penurunan. Garis moving average convergence divergence (MACD) membentuk pola downtrend. Relative strength index (RSI) cenderung netral. Sedangkan stochastic sudah masuk area overbought sehingga berpotensi rebound.

Prediksi Andri, harga nikel pada Jumat (25/9) akan bergerak di US$ 9.550-US$ 10.050 per metrik ton. Sepekan, harga nikel bergulir di US$ 9.650  US$ 10.050 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×