kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari properti, Presdir CNAF Ristiawan Suherman mendiversifikasi investasi ke saham


Sabtu, 09 Oktober 2021 / 07:35 WIB
Dari properti, Presdir CNAF Ristiawan Suherman mendiversifikasi investasi ke saham


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi di bidang properti menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Ristiawan Suherman. Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance ini sudah mengenal investasi di bidang properti sejak usianya remaja. 

Pria yang biasa dikenal dengan sapaan Aris ini bercerita, sejak remaja dia sudah mengenal investasi dari kedua orang tuanya. Selain dari investasi properti, dia juga mengenal logam mulia sebagai salah satu aset investasi.

Akan tetapi, Aris baru mulai berinvestasi di bidang properti pada 9 tahun lalu, tepatnya di tahun 2012, ketika usianya beranjak 35 tahun, bahkan saat ini sekitar 70% asetnya berada di bidang properti. “Investasi di bidang properti itu sudah barang pasti memiliki future return yang cukup menjanjikan,” kata Aris kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Lima aset kripto ini melesat di sepekan terakhir

Aris menjelaskan, investasi di aset properti yang dia jalankan saat ini berhasil menjadi aset produktif yang nilainya terus meningkat dan aktif. Dia memiliki aset properti di kawasan Bintaro dan Bandung yang tidak pernah kosong untuk disewakan.

Selain itu, dari properti yang dia sewakan, setiap tahunnya selalu ada peningkatan harga sewa, dengan kenaikan minimal 10%. Di samping itu, nilai tanah dan bangunannya pun setiap tahun terus meningkat atau dari sisi capital gain.

Selama pandemi, aset properti yang dimiliki penggemar badminton ini masih menjadi aset yang produktif dan berhasil disewakan.

“Tetapi karena kondisi perekonomian sekarang ini jadi harga sewa properti masih mengacu harga terakhir sebelum pandemi di awal tahun 2020 dengan kata lain nilai sewa properti di tahun 2021 tidak ada kenaikan,” ujar Aris.

Baca Juga: Saham bank digital menarik untuk dikoleksi? Begini kata analis

Namun, pengalamannya berinvestasi di bidang properti tidak selalu menghasilkan return yang diharapkan. Seperti di tahun 2018, saat itu ia membeli unit apartemen yang harganya sedang melambung tinggi.

Ketika dia hendak menjual apartemennya tersebut, Aris hanya bisa menjual unitnya dengan harga yang sama ketika ia membelinya. Dengan kata lain, investasinya impas.

Pria kelahiran Bandung ini juga pernah mendapatkan keuntungan berinvestasi dari hobinya mengendarai motor gede (moge). Bahkan, Aris mengalokasikan investasinya sebesar 10% untuk kendaraan bermesin besar tersebut.

Dia bercerita, pernah membeli moge yang dia gunakan selama dua tahun. Aris berhasil menjualnya 20% lebih tinggi dari harga belinya kala itu. “Saya sudah untung memakai selama 2 tahun dan harga jualnya lebih tinggi 20% dari saat saya membeli,” kata Aris.

Baca Juga: Kompak, harga saham BBRI & BBCA menguat di akhir perdagangan bursa Jumat (8/10)

Selain berinvestasi di bidang properti, Aris juga saat ini mendiversifikasi asetnya ke produk investasi saham. Dia menuturkan, kalau saham yang dia beli bersifat low risk, seperti saham perbankan. Aris bahkan mengalokasikan 20% asetnya di saham.

Tujuan berinvestasi untuk pria berusia 45 tahun ini adalah untuk mendapatkan return yang tinggi dengan risiko yang terkendali atau risiko yang dapat dikelola di kemudian hari. Di samping itu, prinsip yang dia pegang dalam berinvestasi adalah tingkat risiko yang tidak terlalu besar, tetapi dapat menghasilkan return yang dapat melebihi deposito perbankan.

Di tengah kondisi ketidakpastian akibat pandemi, Aris memberikan saran, kalau penempatan investasi di saham perusahaan blue chip, seperti lembaga keuangan dan perbankan menjadi penting. Penempatan investasi di saham-saham BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur juga menurutnya dapat menjadi salah satu opsi.

“Mulailah berinvestasi di instrumen yang mempunyai tingkat risiko yang kecil walaupun mempunyai return yang tidak besar. Pelajari lebih dalam mengenai profil atau karakater diri sendiri untuk memutuskan penempatan investasi anda di kemudian hari,” imbuh Aris.

Penggemar band legendaris Rolling Stone ini juga berharap pasar modal Indonesia semakin maju dan memberikan dampak yang lebih positif untuk perekonomian negara, juga dapat mendorong semakin banyak industri besar dan kecil seperti UMKM untuk listing di pasar modal. “Sehingga akan memotivasi masyarakat untuk mulai berinvestasi saham,” pungkas dia.

Baca Juga: Putra Mahkota Arab Saudi beli klub Liga Premier Inggris Newcastle United

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×