kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari 9 bank yang akan rights issue, saham bank ini yang direkomendasikan analis


Senin, 11 Oktober 2021 / 06:20 WIB
Dari 9 bank yang akan rights issue, saham bank ini yang direkomendasikan analis


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Beberapa bank bersiap menggalang dana melalui rights issue. Terdapat sembilan bank yang siap menggelar rights issue dalam waktu dekat. Sebagian besar adalah bank kecil yang berupaya mempertebal modal untuk memenuhi aturan modal inti minimum Rp 2 triliun di akhir 2021 dan Rp 3 triliun di akhir 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).  

Bank-bank tersebut adalah Bank Banten (BEKS), Bank Ina (BINA), Amar Bank (AMAR), Bank Argo (AGRO), Bank Capital (BACA), Bank Allo (BBHI), Bank Jtrust (BCIC), Bank Bisnis Internasional (BBSI) dan Bank Oke Indonesia (DNAR). 

Nah, sebelum membeli saham emiten perbankan tersebut, ada hal penting yang perlu diperhatikan investor. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki meminta investor terlebih dulu memperhatikan tujuan penggunaan dana rights issue tersebut.  "Kalau mayoritas untuk ekspansi bisnis, itu bagus dipertimbangkan oleh investor," kata Achmad, Sabtu (9/10). 

Baca Juga: Reliance dikabarkan jadi standby buyer rights issue, bos Bank Banten angkat bicara

Namun jika untuk memenuhi utang, maka investor harus mengukur komposisi utang perusahaan yaitu debt to equity ratio (DER). Lalu mempertimbangkan gearing ratio atau jumlah utang terhadap modal ekuitas perusahaan. 

Tak hanya itu, investor juga harus jeli mencermati kinerja bank mulai dari rasio kecukupan modal (CAR), rasio nilai harga terhadap nilai buku (PBV), kredit macet (NPL) dan margin laba (NPM). 

Selain itu, prospek bank tersebut juga bergantung pada siapa yang akan bertindak sebagai pembeli siaga. Pembeli siaga ini bisa mendorong partisipasi pemegang saham publik untuk menyerap saham tersebut. 

Dari sekian banyak emiten bank yang hendak rights issue, Achmad merekomendasikan saham- saham yang terkait dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) seperti saham Bank Banten dan Bank Argo.  

"Bank Banten menjadi pilihan karena ada Reliance Group yang bersiap menjadi pembeli siaga dan mayoritas kepemilikan di Banten Gobal Development akan dialihkan ke pemerintah daerah Banten," ujarnya. 

Selain itu, saham Bank Argro juga bisa menjadi pilihan. Sebab, bank yang berganti nama menjadi Bank Raya ini merupakan anak usaha Bank BRI yang mulai fokus untuk berkembang di segmen digital. 

Seperti diketahui, Bank Argo akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nomimal Rp 100 per saham pada November 2021. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan, khususnya penyaluran kredit secara digital. 

"Kami melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan CAR. Kami akan melakukan penambahan modal melalui right issue sebanyak-banyaknya 2,15 miliar," kata Corporate Secretary Bank Raya Hirawan Nur Kustono. 

Melalui aksi korporasi tersebut, ia berharap, pemegang saham dapat melakukan perdagangan saham pada pertengahan November 2021. Dengan begitu, CAR BRI Agro bisa terjaga sesuai ketentuan otoritas pada akhir 2021. 

Tak mau kalah, Bank Ina juga mengincar dana Rp 1,23 triliun lewat rights issue pada November mendatang. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indolife Pensiontama akan menjadi pembeli siaga saham emiten bank ini. 

Rencananya, dana rights issue akan digunakan sebagai modal kerja seperti mendukung kegiatan operasional dan pengembangan usaha, termasuk penerapan digitalisasi proses bisnis. Kemudian memenuhi persyaratan modal inti dari OJK. 

"Dana tersebut untuk pengembangan infrastruktur termasuk IT, perangkat, sumber daya manusia (SDM) untuk menunjang bisnis di sektor UMK," kata Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu. 

Baca Juga: Bisnis perbankan diramal membaik, ini rekomendasi saham BBNI, BMRI, BBRI hingga BBCA

Sementara itu, Bank Banten  telah menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 77 per saham. Bank berkode saham BEKS ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 23,39 miliar saham baru seri C dengan nominal Rp 50 per saham.

Dengan penetapan harga rights issue tersebut, bank pembangunan daerah (BPD) itu berpotensi meraup dana Rp 1,8 triliun jika semua pemegang saham mengeksekusi hak mereka.

Dana rights issue akan digunakan untuk melakukan akselerasi bisnis BEKS. Seluruh dana untuk ekspansi bisnis. Sebanyak 65% untuk penyaluran kredit sekitar penguatan struktur keuangan perseroan sekitar 35%. 

Ada kabar, pembeli siaga atau standby buyer dalam rights issue BEKS tersebut. Salah satunya konsorsium Reliance Group. 

Terkait hal ini, Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengatakan, pihaknya masih melakukan pertemuan secara intensif dan berkembang secara positif. “Mereka sangat serius. Saat ini masih dalam pengkajian oleh Reliance Group terutama dalam hal penentuan waktu yang tepat,” kata Agus.

Senada, pendiri dan pemilik Reliance Group, Anton Budidjaja mengatakan bahwa sampai saat ini, pihaknya baru menjajaki kemungkinan tersebut (menjadi pembeli siaga). "Kami baru menjajaki, belum ada komitmen apa-apa," terangnya. 

Pihaknya memang sedang mempertimbangan dengan serius rencana tersebut.  "Tapi waktunya untuk Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII ini rasanya sudah tidak keburu lagi. Mungkin PUT berikutnya," kata Anton.

Selanjutnya: Saham bank digital melemah di pekan ini, simak rekomendasi dari analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×