kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Danantara Akan Investasi Rp 16 Triliun Ke Pasar Modal, Saham Apa yang Akan Dilirik?


Jumat, 17 Oktober 2025 / 06:14 WIB
Danantara Akan Investasi Rp 16 Triliun Ke Pasar Modal, Saham Apa yang Akan Dilirik?
ILUSTRASI. Danantara Akan Investasi Rp 16 Triliun Ke Pasar Modal, Saham Apa yang Akan Dilirik?


Reporter: Arif Ferdianto, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara. Lembaga yang mengelola investasi strategis pemerintah ini berencana menyalurkan dana hasil dividen BUMN ke pasar modal. Sekitar Rp 16 triliun uang Danantara akan masuk ke sejumlah saham. Lalu, saham apa yang diprediksi akan dibeli Danantara?

Masuknya sebagian hasil dividen BUMN ke Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut untuk memperkuat likuiditas dan menopang stabilitas pasar saham Indonesia. Chief Investment Officer BPI Danantara, Pandu Patria Sjahrir, mengungkapkan bahwa pihaknya hanya memiliki waktu dua bulan untuk mengelola dana tersebut pada tahun 2025 ini.

Oleh karena itu, Danantara akan mengincar instrumen investasi yang paling likuid dan aman. “Kami hanya punya waktu dua bulan, jadi harus memilih instrumen paling cepat dan likuid. Salah satunya pasar surat utang (bond market), dan kami juga tertarik masuk ke public market equity,” ujar Pandu, Kamis (16/10).

Baca Juga: iPhone 17 Dipasarkan, Harga iPhone 16 Turun Hingga Rp 4 Juta, Simak Daftarnya

Untuk tahap awal, Surat Berharga Negara (SBN) menjadi pilihan utama karena sifatnya yang aman dan likuid. Namun Pandu menegaskan bahwa penempatan dana di SBN bersifat sementara.

“Untuk jangka panjang, investasinya akan dikombinasikan — antara pasar modal dan bond market,” tambahnya.

Danantara juga menyiapkan langkah lanjutan untuk masuk ke pasar saham Indonesia. Namun, Pandu menyoroti bahwa nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tergolong rendah.

Berdasarkan data BEI per Kamis (16/10), nilai transaksi harian baru mencapai US$ 988 juta. Pandu menilai angka ini masih jauh dari ideal. “Nilainya harus ditingkatkan ke kisaran US$ 5–8 miliar per hari. Kita tidak boleh kalah dari India,” tegasnya.

Sebelumnya, Pandu menyatakan bahwa Danantara akan berperan sebagai liquidity provider di pasar saham. Total dana investasi yang disiapkan mencapai US$ 10 miliar, di mana sekitar 5–10% atau setara Rp 8,29 triliun–Rp 16,58 triliun akan dialokasikan untuk memperkuat pasar modal.

Langkah ini diharapkan mampu menjaga stabilitas indeks saham, yang hingga kini masih bertahan di atas level 8.000. Pada perdagangan Kamis (16/10), IHSG ditutup menguat 0,91% ke 8.124,75.

Saham-saham perbankan pelat merah juga mulai rebound, seperti:

  • BBNI naik 2,12%
  • BMRI menguat 0,99%
  • BBRI naik 0,86%

Tonton: Dividen BUMN Cukup untuk Lunasi Utang Kereta Cepat, Simak Rincian Utang Whoosh

Rekomendasi saham

Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menilai langkah Danantara akan lebih efektif bila difokuskan ke pasar ekuitas ketimbang SBN.

“Investasi di pasar saham bisa memperbesar transaksi harian dan menjaga indeks. Tapi idealnya, sebagian besar dana tetap diarahkan ke proyek riil yang punya efek berganda bagi masyarakat dan industri,” ujarnya.

Sementara itu, Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, menyebut komitmen Danantara menjadi liquidity provider akan memperkuat stabilitas pasar saham domestik.

“Suntikan dana ini dapat membantu menjaga likuiditas dan meredam volatilitas, terutama di saham-saham besar,” jelasnya.

Namun, ia menambahkan bahwa efek terhadap IHSG kemungkinan bersifat stabilisasi, bukan pendorong utama kenaikan, karena faktor eksternal masih dominan memengaruhi arah pasar.

Menurut Muhammad Wafi, Head of Research KISI Sekuritas, dana jumbo dari Danantara akan menjadi modal penting untuk menopang likuiditas saham domestik.

“Dampaknya mungkin tidak langsung mengerek indeks, tapi bisa menstabilkan harga saham sekaligus menarik minat investor institusi dan asing,” ujarnya.

Wafi memprediksi saham BUMN konstruksi seperti WIKA dan ADHI berpotensi bangkit seiring proyek hijau Danantara. Sementara sektor energi seperti TPIA dan BRPT bisa menjadi motor utama, terutama di bidang transisi energi.

Analis dari Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menambahkan bahwa sektor perbankan dan energi terbarukan tetap menarik. Rekomendasi saham pilihannya:

  • BBRI dengan target harga Rp 5.025
  • BMRI dengan target Rp 5.200
  • PGEO (energi terbarukan) dengan target Rp 1.500

Ekky Topan menyarankan investor untuk mengakumulasi saham-saham fundamental kuat dengan eksposur ke proyek strategis nasional, seperti energi, infrastruktur, dan hilirisasi mineral.

“Sambil menunggu kejelasan realisasi proyek Danantara, investor bisa mengambil posisi jangka menengah hingga panjang,” katanya.

Langkah Danantara menyalurkan dana dividen BUMN ke pasar modal menjadi sinyal positif bagi perekonomian nasional. Selain memperkuat likuiditas pasar, strategi ini berpotensi menarik lebih banyak investor asing dan menjaga stabilitas IHSG di tengah ketidakpastian global.

Jika terealisasi, injeksi dana hingga Rp16 triliun ini bisa menjadi nafas baru bagi pasar saham Indonesia menuju target transaksi harian miliaran dolar yang diimpikan.

Selanjutnya: Perubahan Iklim

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Makan Telur Setiap Hari untuk Kesehatan, Kurangi Risiko Sakit Jantung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×