kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan reksadana terproteksi turun 28,79% secara bulanan


Rabu, 09 Juni 2021 / 19:51 WIB
Dana kelolaan reksadana terproteksi turun 28,79% secara bulanan
ILUSTRASI. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM pada akhir Mei sebesar Rp 536,29 triliun.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Asal tahu saja, AUM reksadana terproteksi tercatat mengalami koreksi hingga 28,79% atau turun dari Rp 138,49 triliun pada April menjadi Rp 98,62 triliun pada Mei. Tapi sepanjang Mei lalu, reksadana pasar uang berhasil mencatatkan pertumbuhan AUM paling tinggi, yakni 7,45%. Dana kelolaan reksadana pasar uang naik dari Rp 93,35 triliun menjadi Rp 100,3 triliun. 

Wawan menyebut hal ini seiring dengan masih tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi pada aset reksadana. Pada akhirnya, investor ritel baru akan memilih reksadana pasar uang lantaran sifatnya yang aman, likuid, serta menawarkan imbal hasil jauh lebih tinggi dari deposito.

“Selain karena adanya net subscribe dari investor baru, kenaikan AUM reksadana pasar uang juga diakibatkan oleh aksi switching para investor lama untuk memarkirkan dananya dalam sementara waktu,” imbuh Wawan.

Pada bulan Juni ini, selain reksadana pasar uang, Wawan juga melihat reksadana pendapatan tetap berpotensi memperbaiki kinerjanya dan mengalami pertumbuhan AUM. Faktor pertama adalah meredanya tekanan pada obligasi, bahkan SBN cenderung menguat seiring data ekonomi Indonesia yang positif. Menurutnya, selama Amerika Serikat tidak menaikkan suku bunga acuan, kinerja reksadana pendapatan tetap akan positif. 

Baca Juga: Hasil investasi asuransi jiwa melonjak 105,1% pada awal tahun ini

Faktor kedua, dalam waktu dekat merupakan periode pembagian kupon SBN yang tentunya akan menjadi katalis positif. Kedua katalis tersebut dinilai akan tercermin pada pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap sepanjang Juni. 

Wawan menambahkan, nasib reksadana terproteksi masih akan di simpang jalan. Jika investor institusi memutuskan untuk tidak masuk lagi ke reksadana terproteksi dan memilih memegang obligasi, praktis dana kelolaan reksadana ini akan terus semakin susut. 

“Jika terus berlanjut, dana kelolaan industri reksadana bisa akan mengalami terus mengalami koreksi. Walau begitu, jenis reksadana selain reksadana terproteksi kemungkinan besar AUM-nya masih tumbuh dibanding akhir tahun lalu,” pungkas Wawan. 

Baca Juga: Reksadana masih jadi instrumen investasi terbesar bagi asuransi jiwa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×