kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.685   -195,00   -1,26%
  • IDX 7.504   8,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.166   4,61   0,40%
  • LQ45 927   -2,36   -0,25%
  • ISSI 227   1,87   0,83%
  • IDX30 478   -1,88   -0,39%
  • IDXHIDIV20 574   -2,08   -0,36%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,64   0,46%
  • IDXQ30 160   -0,33   -0,20%

Strategi investasi kampiun reksadana pasar uang periode tiga tahun


Minggu, 28 April 2019 / 08:00 WIB
Strategi investasi kampiun reksadana pasar uang periode tiga tahun


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Tahun ini, reksadana pasar uang tampaknya bakal melanjutkan kinerja positif tahun lalu. Bahkan, berpotensi mencetak kinerja yang lebih tinggi.

Rata-rata imbal hasil reksadana pasar uang pada 2018 lalu mengacu Infovesta Money Market Fund Index sebesar 4,5%. Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama, memperkirakan, return reksadana pasar uang di 2019 bakal lebih unggul, di kisaran 5,5% hingga 6%.

Memang, menurut Nesya Fitrianti Agustini, Fund Manager PT Insight Investment Management, kinerja reksadana pasar uang di tahun ini masih akan stabil di level positif. Meskipun, terdapat risiko kinerjanya bisa dilampaui reksadana jenis lain, seperti pendapatan tetap dan saham, seiring ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang tidak seagresif tahun lalu.

Namun, Nesya meyakini, reksadana pasar uang masih tetap menjadi alternatif investasi investor untuk melakukan diversifikasi risiko. “Sehingga, investor tetap memperoleh return yang stabil jika market tiba-tiba berbalik arah,” ujarnya.

Toh, reksadana pasar uang bukan tanpa tantangan. Banyak faktor eksternal  yang siap mengganggu kinerjanya.

Contoh, International Monetary Fund (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, volatilitas harga minyak mentah dunia, dan tren pengetatan likuiditas akibat kenaikan suku bunga global. Juga, risiko seandainya tidak tercapai kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpeluang menciptakan gejolak di pasar keuangan.

Dari domestik, Nesya menyebutkan, kondisi neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit lebar serta iklim politik menjelang pemilihan presiden dan legislatif berisiko menciptakan sentimen di pasar lokal.

Cocok bagi pemula

Meski begitu, reksadana pasar uang nyaris tanpa risiko. Makanya, Nesya bilang, instrumen ini cocok untuk investor yang konservatif dan cenderung menghindari risiko. Alasannya, dalam jangka pendek dan menengah, nilai aktiva bersih (NAB) dari reksadana  pasar uang biasanya cenderung naik stabil dan tidak fluktuatif.

Enry Danil, Fund Manager PT Syailendra Capital, tipe investor yang cocok untuk reksadana pasar uang adalah pemula yang baru mau mencoba investasi di pasar modal. Dan tentu, menginginkan imbal hasil lebih tinggi dari simpanan di bank.

Sepanjang tiga tahun, produk-produk yang masuk daftar reksadana pasar uang periode tiga tahun terbaik versi Infovesta Utama berhasil mencetak imbal hasil total di atas 19%. Sang jawara, Insight Money besutan Insight Investment memberi imbal hasil 23,64%.

Bagaimana para juara meracik portofolio mereka? Berikut strategi investasi sejumlah produk pemenang mengukir imbal hasil tinggi:

  • Insight Money

Produk yang meluncur Agustus 2015 ini membidik investor ritel dan institusi. Demi tetap memberikan imbal hasil maksimal ke investor, Insight Investment akan menempatkan sebagian besar dana kelolaan produknya pada obligasi korporasi tenor pendek, yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Sisanya, mereka taruh di deposito perbankan untuk menjaga likuiditas.

Kategori surat utang yang masuk daftar investasi Insight Money, Nesya menjelaskan, adalah yang memiliki peringkat investment grade dengan imbal hasil yang atraktif dan memenuhi kriteria bond universe. Untuk penempatan di deposito, mayoritas di bank umum kelompok usaha (BUKU) III dan II yang memenuhi kriteria bank universe, dengan tenor rata-rata 1–3 bulan.

Tahun lalu, Insight Money tetap mencatatkan kinerja positif di tengah pertumbuhan negatif dari pasar saham dan obligasi. Untuk tahun ini, Insight Investment memproyeksikan imbal hasil produknya berada di level moderat dengan tetap melanjutkan tren kinerja positif.

“Strategi kami masih sama, yaitu overweight porsi obligasi korporasi tenor kurang dari satu tahun dan tetap menjaga porsi cash pada deposito untuk jaga likuiditas,” jelas Nesya.

Saat ini, dana kelolaan Insight Money berada di angka Rp 865 miliar. Insight Investment menargetkan, assets under management (AUM) produknya tahun ini bertambah jadi Rp 1,2 triliun.

Bagi yang tertarik, minimal investasi awal dan selanjutnya Insight Money Rp 100.000. Produk yang bisa Anda peroleh secara online di platform Invisee ini tidak memungut biaya pembelian dan penjualan kembali alias 0%.

  • Sucorinvest Money Market Fund

PT Sucorinvest Asset Management sebagai peramu produk ini mematok target imbal hasil tahun ini di kisaran 6,5% hingga 7%, lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu sebesar 5,7%. Sementara selama tiga tahun terakhir, Sucorinvest Money Market Fund menorehkan return 23,11%.

Jemmy Paul Wawointana, Chief Executive Officer (CEO) Sucorinvest Asset, mengatakan, secara umum industri reksadana pasar uang memang berpeluang tumbuh lebih baik dibanding tahun lalu. Sebab, tekanan terhadap kenaikan suku bunga acuan berkurang sehingga membuat reksadana pasar uang menjadi menarik.

Nah, peluang Sucorinvest Money Market Fund memberi imbal hasil sesuai target besar. Soalnya, masih banyak obligasi yang akan jatuh tempo dengan yield menarik, yang dibarengi kemungkinan penurunan bunga deposito kalau Bank Indonesia (BI) jadi menurunkan suku bunga acuan.

Biar target imbal hasil tercapai, strategi investasi Sucorinvest Money Market Fund adalah memaksimalkan penempatan dana kelolaan di deposito dan memilih obligasi jangka pendek dengan yield tinggi tetapi punya profil risiko aman.

Karena itu, Sucorinvest Asset mengincar surat utang dengan rating minimal A- dan memiliki arus kas yang bagus. “Untuk penempatan di deposito, kami akan banyak di bank-bank milik pemerintah daerah untuk menjaga risiko,” kata Jemmy.

Untuk memperoleh produk yang rilis Oktober 2014 ini, Anda cukup merogoh kocek minimal Rp 100.000 dan bisa membelinya lewat aplikasi Sucor Personal Online Trading (SPOT). Untuk biaya pembelian dan penjualan kembali: nihil alias tanpa fee sama sekali.

Hingga akhir tahun lalu, dana kelolaan Sucorinvest Money Market Fund mencapai Rp 1,34 triliun. Tahun ini, Sucorinvest Asset menargetkan, pertumbuhan AUM produknya
menjadi Rp 2,5 triliun.

  • Syailendra Dana Kas

Selama tiga tahun belakangan, Syailendra Dana Kas mengukir imbal hasil total sebesar 21,39%. Enry menuturkan, tren kinerja positif reksadana pasar uang tahun lalu akan berlanjut ke tahun ini.

Sebab, kenaikan suku bunga acuan masih bisa terjadi di 2019. “Kami pun menargetkan return Syailendra Dana Kas tahun ini sebesar 5,8% hingga 6%, setelah tahun lalu di angka 5,5%,” imbuh Enry.

Untuk mewujudkan target itu, Syailendra Capital akan menempuh strategi diversifikasi risiko investasi. Yakni, dengan menyebar dana kelolaan produknya ke berbagai efek utang dan deposito di beberapa bank.

Mayoritas penempatan deposito ada di bank BUKU II dan III untuk mengoptimalkan imbal hasil. Lalu, memilih obligasi korporasi untuk mengimbangi pergerakan tren suku bunga. Surat utang yang mereka incar punya rating AAA hingga A.

Di akhir tahun lalu, dana kelolaan Syailendra Dana Kas sebanyak Rp 1,03 triliun. Sampai akhir tahun ini, Syailendra Capital memasang target AUM menjadi Rp 2 triliun.

Berminat? Anda hanya perlu mengeluarkan uang sedikitnya Rp 10.000 saja untuk membeli produk yang meluncur pada Juni 2015 lalu ini. Tak ada pungutan biaya pembelian maupun penjualan kembali untuk produk ini.

  • Maybank Dana Pasar Uang

PT Maybank Asset Management merilis produk ini September 2011. Tiga tahun terakhir, imbal hasil Maybank Dana Pasar Uang sebesar 20,79%.

Richard Nadapdap, Head of Fixed Income Maybank Asset, menuturkan, Maybank Dana Pasar Uang sangat terjangkau bagi investor yang menginginkan tingkat likuiditas tinggi, dengan investasi awal minimal cuma

Rp 10.000. Investasi berikutnya juga Rp 10.000 saja. Segmen yang mereka bidik adalah investor individu dan institusi. Saat ini, sebanyak 60% investor Maybank Dana Pasar Uang merupakan lembaga dan sisanya ritel.

Tahun ini, Maybank Asset mematok target imbal hasil produknya 6,5%–7%. Sedangkan pada tahun lalu, return ada di level 5,64%. Strategi investasi yang  mereka terapkan masih fokus pada obligasi korporasi likuiditas tinggi dan rating A+ hingga AAA.

Maybank Asset optimistis, target imbal hasil tahun ini bisa tercapai lantaran obligasi korporasi yang masih mereka dekap sejak tahun lalu, yang notabene tingkat pengembaliannya relatif kecil, akan jatuh tempo. Manajer investasi ini akan menggantikannya dengan surat utang baru dengan tingkat pengembalian lebih menarik.

Hingga Februari lalu, Maybank Dana Pasar Uang berhasil mengumpulkan dana kelolaan sebanyak Rp 811 miliar. Di akhir tahun nanti, Maybank Asset mengincar pertumbuhan AUM menjadi Rp 1,5 triliun.

Kampiun Reksadana Pasar Uang 3 Tahun
 

Peringkat    Produk    Manajer Investasi    Skor Akhir*
1    Insight Money    PT Insight Investment Management    57,0
2    Sucorinvest Money Market Fund    PT Sucorinvest Asset Management    56,0
3    Syailendra Dana Kas    PT Syailendra Capital    54,2
4    Capital Money Market Fund    PT Capital Asset Management    52,8
5    Maybank Dana Pasar Uang    PT Maybank Asset Management    52,8
6    Lancar Victoria Merkurius    PT Victoria Manajemen Investasi    50,0
7    Bahana Dana Likuid    PT Bahana TCW Investment Management     48,0
8    Cipta Dana Cash    PT Ciptadana Asset Management    47,8
9    BNI-AM Dana Pasar Uang Kemilau    PT BNI Asset Management    47,2
10    Trim Kas 2    PT Trimegah Asset Management    46,0
* Hasil pemeringkatan Reksadana Terbaik 2018                                             Sumber: Infovesta Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×