Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana kembali turun. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Oktober 2022, dana kelolaan industri reksadana tercatat sebesar Rp 521,96 triliun. Jumlah itu telah turun 2,24% atau berkurang Rp 11,96 triliun dari posisi bulan September yang senilai Rp 533,92 triliun.
Pada bulan September 2022 lalu, dana kelolaan reksadana juga turun 2,04% atau setara 10,92 triliun dari bulan sebelumnya.
Vice President Infovesta Wawan Hendrayana menjelaskan, penurunan terjadi hampir pada semua kelas aset reksadana kecuali reksadana Exchange Traded Fund (ETF).
Secara bulanan, data Infovesta menunjukkan, dana kelolaan pada reksadana saham turun 2,01% per Oktober 2022. Reksadana pasar uang turun tipis 0,63%, reksadana campuran turun 5,26%, reksadana pendapatan tetap turun 2,62%. Hanya, dana kelolaan reksadana ETF berhasil naik 6,75% dari bulan September.
Baca Juga: Mampu Ungguli IHSG, Intip Strategi Reksadana Saham Henan Asset
Wawan menyoroti penurunan dana kelolaan yang terjadi pada reksadana pendapatan tetap. Menurut dia, hal itu merupakan pengaruh tren suku bunga tinggi yang menyebabkan penurunan harga.
"Di sisi lain, masih ada gelombang redemption oleh asuransi jiwa yang berpindah ke bentuk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD)," terang Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (9/11).
Wawan menambahkan, dana kelolaan reksadana masih akan cenderung turun sampai aset asuransi jiwa selesai berpindah. Hal ini berkaitan dengan Surat Edaran (SE) OJK tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI) atau yang dikenal dengan unitlink.
Dia memperkirakan, perpindahan dari asuransi jiwa sebagian besar baru selesai terlaksana di kuartal II-2023.
Kendati demikian, di sisi lain, kinerja reksadana berbasis saham sebenarnya relatif baik pada tahun ini dan juga jumlah investor baru terus tumbuh.
Mengutip data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksadana tercatat sebanyak 9,28 juta investor pada Oktober. Angka ini telah tumbuh 35,70% secara year to date (YTD).
"Kita berharap dana kelolaan industri reksadana dapat mulai bangkit di tahun depan dengan porsi investor retail yang terus membesar," kata Wawan.
Baca Juga: Sucor Asset Mengelola Portofolio Reksadana Saham Secara Aktif Hingga Ungguli IHSG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News