Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati kondisi pasar modal sepanjang paruh pertama tahun ini fluktuatif, PT Minna Padi Aset Manajemen masih mampu menumbuhkan dana kelolaan atau asset under management (AUM). Direktur Utama Minna Padi AM Djajadi, Selasa (7/8) mengungkapkan, AUM Minna Padi tercatat sebesar Rp 3,7 triliun. hingga akhir Juni lalu.
Maret lalu, total AUM Minna Padi AM masih sekitar Rp 3,3 triliun. Dengan begitu dana kelolaan perusahaan manajemen investasi yang berdiri sejak 2007 silam ini telah mengalami pertumbuhan 12,1%.
"Investor kami juga masih lebih banyak dari kalangan ritel karena memang fokus kami sejak 2012 lebih menyasar investor ritel ketimbang institusi," ujar Djajadi kepada Kontan, Selasa (7/8).
Djajadi mengakui, fluktuasi pasar sepanjang tahun ini membuat Minna Padi cenderung memperbanyak komposisi idle cash dalam portofolionya. "Cash tidak hanya menganggur di giro saja, tapi kami tempatkan di deposito juga," pungkasnya.
Ia menambahkan, peningkatan komposisi uang tunai tersebut dilakukan sebagai strategi untuk menyiapkan "senjata" yang memadai saat nanti pasar kembali bangkit. Sementara, untuk pengelolaan reksadana saham, saham-saham bluechip juga masih menjadi andalan.
Hanya saja, Minna Padi mengutamakan saham dengan harga yang saat ini masuk dalam kategori murah agar saat pasar bullish realisasi bisa jauh terasa.
Secara sektoral, Minna Padi masih menempatkan sektor perbankan sebagai prioritas dalam portofolionya saat ini. Memang, Djajadi tak menampik ada keraguan pada kinerja perbankan saat ini di tengah nilai tukar rupiah yang melemah, suku bunga yang tinggi, dan pendapatan yang berpotensi tergerus.
"Tapi, perbankan juga sekarang mulai melihat pendapatan non-bank, misalnya bancassurance. Kita juga lihat investor asing juga optimistis dengan perbankan Indonesia sehingga banyak yang masuk dan berinvestasi," ungkapnya.
Selain perbankan, sektor infrastruktur juga menjadi pilihan Minna Padi. Sementara, meski sejumlah harga komoditas mengalami tren kenaikan, Djajadi mengaku tak begitu banyak mengakumulasi saham-saham sektor komoditas.
Adapun, Minna Padi menargetkan hingga akhir tahun dana kelolaan tetap dapat bertumbuh hingga Rp 4 triliun. Djajadi terlebih lagi berharap dapat menggenjot dana kelolaan untuk produk reksadana syariah.
Selain dengan menambah produk reksadana syariah, Djajadi meyakini target tersebut dapat terpenuhi seiring dengan potensi jangkauan investor ritel yang lebih luas melalui portal jual beli reksadana online yang berkembang samapi saat ini.
"Sampai sekarang proporsi AUM reksadana syariah kami masih kecil Rp 12 miliar. Akhir tahun , target kami AUM bisa naik jadi Rp 200 miliar," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News