Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing terus mengalir ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) hingga akhir semester I 2023. Kementerian Keuangan mencatat, total dana asing di pasar SBN pada Juni 2023 mencapai Rp 846,89 triliun, naik dari posisi Mei 2023 yang sebesar Rp 829,26 triliun.
Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan mengatakan, dana asing masih terus masuk ke pasar SBN seiring dengan rilis data ekonomi domestik yang sangat baik sejak awal tahun. Pada bulan Juni 2023, beberapa data ekonomi seperti penurunan tingkat inflasi yang di atas ekspektasi dinilai sangat baik untuk aset obligasi.
Dari sisi global, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuannya di rentang 5%-5,25% pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2023. "Hal tersebut membuat investor asing melanjutkan aksi pembelian SBN," kata Alvaro saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (5/7).
Baca Juga: Mitra Distribusi Yakin ORI023 Bisa Jaring Banyak Investor
Hingga akhir tahun 2023, Alvaro memprediksi tren kenaikan dana asing di pasar SBN akan terus berlanjut. Mengingat, porsi dana asing di SBN saat ini berada di angka 15,5%, jauh lebih rendah dari porsi sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 39%.
Menurut Alvaro, tren dana asing di pasar SBN akan tergantung beberapa hal. Pertama, prospek inflasi di AS dan negara maju lainnya seperti zona euro hingga Jepang yang akan memengaruhi kebijakan moneter di masing-masing negara tersebut.
Kedua, faktor kemungkinan inflasi Indonesia terus melanjutkan tren penurunan terutama di bulan September 2023 karena adanya high base effect sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tahun 2022. Ketiga, beberapa faktor tambahan terkait kerentanan ekonomi global, normalisasi harga komoditas, serta kebijakan fiskal yang masih disiplin.
Di sisi lain, faktor yang dapat menahan dana asing untuk berlanjut masuk ke SBN adalah terkait debt ceiling AS yang kembali ditingkatkan. "Pemerintah AS mulai akan menerbitkan US treasuries dengan nominal yang besar sehingga dana asing akan cenderung kembali memasuki pasar obligasi AS di jangka waktu pendek," ucap Alvaro.
Selain itu, apabila inflasi serta yield di negara maju masih tinggi, surat utang negara maju (rating lebih tinggi) masih dianggap menarik sehingga menahan arus dana asing. Meskipun begitu, faktor tersebut tidak akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar obligasi Indonesia yang memiliki porsi asing yang tidak terlalu besar.
Baca Juga: Ekonom Sarankan Pemerintah Kurangi Porsi Penerbitan Surat Utang Negara Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News