kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dana Asing di Pasar SBN Terus Mengalir Pasca Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB)


Rabu, 22 Maret 2023 / 18:41 WIB
Dana Asing di Pasar SBN Terus Mengalir Pasca Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB)
ILUSTRASI. Karyawan memantau perdagangan pasar modal?pada sebuah kantor sekuritas?di?Jakarta.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar obligasi tanah air menguat di tengah gejolak industri perbankan global dan kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini tercermin dari aliran masuk (inflow) dana asing yang mengincar Surat Berharga Negara atau Surat Utang Negara (SUN).

Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Wisnubroto mencermati bahwa stabilitas industri perbankan akan menjadi prioritas Amerika Serikat (AS) dalam jangka pendek mengingat peran perbankan sangat penting dalam perekonomian suatu negara. 

Dengan demikian, The Fed setidaknya akan menghindari kenaikan suku bunga agresif sebesar 50 basis poin (bps) untuk melonggarkan tekanan pada perbankan.

Seperti diketahui, pengumuman kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) pada 10 Maret 2023 lalu menciptakan kekhawatiran terhadap pasar finansial AS. Di sisi lain, AS masih berjuang untuk menurunkan level inflasi menuju target di bawah 2%.

Baca Juga: Dukung Investasi Berkelanjutan, DIM Berikan Solusi Melalui Pendekatan ESG

Rully mengatakan, pengetatan likuiditas dan adanya kebijakan suku bunga terlebih dahulu akan direspons oleh pasar obligasi. Ini terlihat dari volatilitas pasar surat utang AS yang naik signifikan, lebih tinggi dari pasar saham.

Pada akhirnya, kondisi tersebut mendorong appetite untuk surat berharga negara berkembang termasuk Indonesia. Tengok saja, imbal hasil atau yield US Treasury tenor 2 tahun yang turun signifikan karena sensitivitasnya terhadap kebijakan suku bunga, sedangkan yield SUN tenor 2 tahun tengah mengalami kenaikan yang signifikan.

Sementara, selisih (spread) untuk yield US Treasury 10 tahun dengan SUN tenor 10 tahun tidak begitu besar seperti tenor 2 tahun. Namun ini tetap perkembangan positif yang mendorong tingkat yield Indonesia lebih menarik.

“Adanya sentimen ini seharusnya akan menyebabkan investor asing masuk karena yield SUN lebih menarik dan selisih (spread) dengan obligasi AS itu meningkat,” imbuh dalam webinar Mirae Asset Sekuritas yang digelar, Selasa (21/3).

Jika diamati, aliran dana yang masuk ke pasar obligasi tanah air memang cukup deras setelah munculnya spekulasi The Fed tidak akan naikkan suku bunga secara agresif.

Baca Juga: Tips Investasi Reksadana bagi Investor Moderat

Sementara, pasar saham sedang dilanda kekhawatiran mengenai dampak sistemik runtuhnya SVB yang kemungkinan bisa menekan perbankan di Indonesia.

Mengutip laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), dana asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) terpantau naik signifikan pasca informasi kebangkrutan SVB di hari Jumat (10/3) lalu. 

Sejak tanggal 10 Maret 2023 hingga 17 Maret 2023, kepemilikan asing di pasar SBN bertambah sekitar Rp 9,62 triliun menjadi Rp 805,78 triliun.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×