Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Tak hanya pasar surat utang global yang kehilangan tenaga, pasar surat utang dalam negeri juga mengalami tekanan.
Infovesta Utama meyakini, masih belum jelasnya imbas eskalasi perang dan kebijakan The Fed membuat investor hanya bisa menduga-duga dampak yang mungkin terjadi pada pasar SBN.
Hal tersebut pada akhirnya mendorong yield dari pasar SBN naik ke level di atas 6,8% dalam beberapa pekan terakhir. Alhasil, kinerja reksadana pendapatan dengan underlying asset SBN pun tertekan.
Baca Juga: Jepang Mendesak Perusahaan Kripto untuk Patuhi Sanksi Terhadap Rusia
Di sisi lain, pasar saham dinilai lebih menarik yang didorong oleh kenaikan harga komoditas yang menguntungkan Indonesia sebagai salah satu produsen energi terbesar di dunia di tengah risiko kenaikan harga bahan baku.
“Hal tersebut tentunya merupakan momentum yang baik bagi reksadana saham,” tutup Infovesta Utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News