Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Setelah reli signifikan dan bertengger di level tertinggi dalam enam pekan, harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) pun melunak.
Kontrak CPO untuk pengiriman Maret di Malaysia Derivatives Exchange luruh 0,6% ke posisi RM 3.206 atau setara US$ 1.021 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di RM 3.220 pada pukul 12.21 di Kuala Lumpur. Kemarin, kontrak yang sama ditutup flat di RM 3.225, level penutupan tertinggi sejak 18 November.
Harga minyak sawit yang naik cukup tinggi memicu sebagian investor untuk merealisasikan keuntungan. Apalagi, muncul kembali kecemasan memburuknya krisis utang Eropa, sehingga menyurutkan permintaan minyak sawit untuk bahan pangan dan bahan bakar.
Perancis berencana menjual surat utang sebanyak 8 miliar euro (US$ 10,4 miliar) pada hari ini. Lelang ini merupakan tes pertama untuk mengetahui minat investor terhadap obligasi di tengah ancaman penurunan peringkat utang negara ini dari level AAA. Kemarin, Perdana Menteri Luxembourg Jean-Claude Juncker mengatakan, Uni Eropa sedang menghadapi resesi dalam lingkup yang tidak diketahui.
"Ada profit taking di pasar setelah reli baru-baru ini. Peristiwa di Eropa juga bisa memengaruhi minat investor mengambil risiko (risk appetite)," ujar Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte., di Singapura.
Namun, lanjut Ker, penurunan harga minyak sawit akan terbatas karena kekhawatiran cuaca masih mendukung harga. "Kontrak CPO mungkin akan bergulir di kisaran RM 3.180 - RM 3.250, pada hari ini, prediksinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News