kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO cetak rekor penurunan terburuk dalam sepekan usai India batasi impor


Jumat, 17 Januari 2020 / 13:20 WIB
Harga CPO cetak rekor penurunan terburuk dalam sepekan usai India batasi impor
ILUSTRASI. perkebunan kelapa sawit


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pembatasan impor yang dilakukan India melukai harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Mengutip Bloomberg, Jumat (17/1) pukul 13.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman April 2020 di Malaysia Derivative Exchange stagnan di level RM 2.886 per metrik ton. 

Namun, dalam sepekan harga CPO sudah turun 7,2% dari posisi tertingginya di RM 3.100 pada Jumat (10/1) lalu. Ini menempatkan CPO pada jalur penurunan terburuk secara mingguan sejak September 2012.

"Harga jatuh setelah India memberlakukan pembatasan pada impor minyak kelapa sawit Malaysia," kata Paramalingam Supramaniam, Direktur Pialang Pelindung Bestari Sdn Bhd kepada Reuters.

Baca Juga: Bukan cuma CPO, India bakal perluas pembatasan impor dari Malaysia

India, yang merupakan pembeli CPO terbesar di dunia, mulai pekan lalu membatasi impor CPO dan olahannya dan secara informal menginstruksikan kepada pedagang untuk menghindari pembelian dari Malaysia.

Hal ini menyusul kecaman Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad terhadap Undang Undang Kewarganegaraan India yang baru serta tindakan di Kashmir.

Langkah ini akan menciptakan gejolak di Malaysia, mengingat India telah menjadi pasar paling penting dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga: Pebisnis Indonesia Menadah Berkah Boikot CPO Malaysia

Di satu sisi, pergerakan harga CPO sedang dibalut tren positif dari penurunan produksi.

"Kilang yang beroperasi hanya setengah dari kapasitasnya karena pabrik tidak memasok cukup sawit untuk diproses," tambah Paramalingan.

Baca Juga: Standard Chartered: Dampak boikot India atas CPO Malaysia relatif kecil

Belum lagi permintaan biodisel yang tinggi dari Malaysia dan Indonesia masih mendukung harga CPO untuk menguat. 

Produksi CPO di kedua produsen utama, Indonesia dan Malaysia, juga diperkirakan masih terjadi di paruh pertama tahun ini karena cuaca kering dan penggunakan pupuk yang lebih rendah di awal 2019 menghambat produksi.

Namun dengan kondisi saat ini, analis industri James Fry memprediksi, harga CPO tidak akan mencapai level RM 3.300 per ton di paruh pertama 2020.

Baca Juga: Begini respons beberapa emiten sawit soal pemboikotan sawit Malaysia oleh India

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×