Sumber: The Star | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. The Star mencatat, jumlah ekspor minyak sawit olahan dari Malaysia ke India relatif kecil, yakni sekitar US$ 300 juta per tahun.
Oleh karena itu, Standard Chartered menilai, pembatasan apa pun yang dilakukan importir minyak sawit India untuk membeli komoditas dari Malaysia hanya akan berdampak minimal terhadap Negeri Jiran itu.
Baca Juga: Begini respons beberapa emiten sawit soal pemboikotan sawit Malaysia oleh India
"Pada akhirnya, India harus membelinya dari suatu tempat dan pada dasarnya jika larangan itu diberlakukan secara ketat, mereka akan membeli dengan harga yang lebih tinggi," kata kepala ekonom Penelitian Global Asean dan Asia Selatan Edward Lee kepada wartawan pada briefing penelitian di Kuala Lumpur kepada The Star.
Dia mengatakan, secara keseluruhan, harga minyak sawit mentah akan didukung oleh kejadian tersebut.
"Ini akan mendukung ekspor Malaysia dan juga transaksi berjalannya," katanya.
Baca Juga: Indonesia manfaatkan boikot India atas CPO Malaysia
Melansir The Star, dilaporkan bahwa kementerian perdagangan dan industri India telah mengeluarkan pemberitahuan yang menyatakan bahwa impor minyak sawit olahan telah diubah dari "bebas" menjadi "dibatasi".
Namun, Menteri Industri Malaysia Teresa Kok menolak laporan bahwa India telah menyerukan pembatasan minyak sawit Malaysia.
Baca Juga: Gapki: Indonesia harus jaga pasar CPO Asia Selatan
“Boikot apa? Mereka hanya ingin kita (Malaysia) mengekspor lebih banyak minyak sawit mentah dan mengurangi ekspor minyak sawit olahan,” katanya kepada wartawan saat sesi dialog dengan petani kelapa sawit Selangor di Kuala Selangor baru-baru ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News