Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) masih mempertahankan target pertumbuhan kinerja hingga tutup tahun 2020.
Kepada Kontan, Manajemen CPIN menyampaikan pihaknya memasang target penjualan sesuai dengan yang tercantum di laporan tahunan 2019. "Target kenaikan penjualan di tahun 2020 sebesar 10%," ungkap manajemen CPIN, Jumat (23/10).
Guna mencapai target tersebut, Charoen Pokphand Indonesia fokus untuk mengoptimalkan bisnis perusahaan, meliputi bisnis utama yakni pakan ternak, DOC, ayam pedaging, dan daging ayam olahan.
Baca Juga: Delisting bulan depan, saham Evergreen (GREN) bisa ditransaksikan di pasar negosiasi
Sepanjang semester pertama tahun ini, CPIN mengantongi penjualan neto sebesar Rp 27,60 triliun, nilai ini menurun 6,66% jika dibandingkan dengan penjualan bersih Rp 29,57 triliun.
Rinciannya, penjualan pakan menyumbang Rp 12,68 triliun, kemudian ayam pedaging Rp 8,29 triliun, anak ayam usia sehari Rp 2,91 triliun, ayam olahan Rp 2,84 triliun, dan pendapatan lain-lain Rp 872,10 miliar.
Sayangnya, manajemen CPIN belum dapat menyampaikan tren penjualan selama kuartal III tahun ini. Adapun hingga Juni 2020 CPIN telah menyerap belanja modal sebesar Rp 882,21 miliar, salah satu alokasi belanja modal tersebut untuk menambah kapasitas produksi perusahaan. Hanya saja, CPIN tidak dapat menyampaikan lebih rinci terkait kapasitas produksi tersebut.
Sebelumnya, Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya memprediksi, kinerja emiten pakan ternak termasuk CPIN masih akan tertekan karena rendahnya harga broiler dan DOC yang disebabkan lemahnya permintaan.
Baca Juga: Penurunan pendapatan menyebabkan laba Astra Graphia (ASGR) turun 66%
Rendy mengestimasi, pemulihan kinerja sektor poultry baru akan terlihat di 2021 mendatang seiring dengan produksi dan distribusi vaksin Covid-19 yang akan mulai berjalan.
Selain itu, pemulihan aktivitas ekonomi akan berdampak positif terhadap demand dari produk poultry. Pada penutupan perdagangan Jumat (23/10) saham CPIN terpantau stagnan di Rp 6.000.
Selanjutnya: Laba bersih Bali Towerindo (BALI) melonjak 58% hingga akhir September 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News