kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Corona dan stimulus The Fed, bisa melecut harga emas menuju US$ 1.900 per ons troi


Kamis, 09 Juli 2020 / 20:22 WIB
Corona dan stimulus The Fed, bisa melecut harga emas menuju US$ 1.900 per ons troi
ILUSTRASI. Emas batangan. Pandemi corona diprediksi bakal jadi tiket bagi harga emas untuk melanjutkan reli ke US$ 1.900 per ons troi. REUTERS/Michael Buholzer/File Photo


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan diprediksi bakal jadi tiket bagi harga emas untuk melanjutkan reli ke depan dan kembali menembus level rekor baru US$ 1.900 per ons troi. Apalagi, stimulus dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS/The Fed) yang diyakini bakal segera berakhir. 

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (9/7) harga emas di bursa Commodity Exchange (Comex) tercatat menguat 0,14% di level US$ 1.811 per ons troi. 

Baca Juga: Harga emas rawan profit taking setelah tembus US$ 1.800 per ons troi

Analis PT Bestprofit Futures Agus Prasetyo mengungkapkan harga safe haven emas terus bergerak naik dan berhasil menembus level tertinggi sejak September 2011. Prediksinya, harga emas berpotensi untuk kembali menembus level tertinggi di US$ 1.920,90 per ons troi.

"Berita utama pandemi, ekonomi dan politik, kekhawatiran China, dan pembelian tanpa henti oleh pencari suaka (dana yang dipertukarkan) telah mendorong harga emas mendekati rekor tertinggi," ungkap Agus kepada Kontan, Kamis (9/7).

Apalagi, kekhawatiran akan lonjakan kasus Covid-19 dan harapan langkah-langkah stimulus yang lebih besar dari The Federal Reserve  untuk meredam kejatuhan ekonomi telah meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven emas dan berhasil membuat harga bertengger di atas level US$ 1.800 per ons troi.

Asal tahu saja, penyebaran virus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menyebabkan lebih dari tiga juta orang terinfeksi. Bahkan, lebih banyak negara bagian melaporkan rekor jumlah kasus baru, dan mendorong negara bagian New York memperluas karantina. Sedangkan di California dilaporkan lebih dari 10.000 kasus baru muncul, sekaligus menjadi rekor kenaikan dalam satu hari. 

Baca Juga: Semakin sore, harga emas spot melejit di US$ 1.815,29 per ons troi

Sementara itu di Australia juga mencatat kenaikan kasus baru di bagian Victoria, yang membuat kebijakan lockdown kembali diterapkan di Melbourne. 

Di sisi lain meskipun saham-saham utama AS rally, akan tetapi sentimen terhadap aset berisiko tetap lemah seiring sinyal The Fed yang menunjukkan kekhawatiran bahwa lonjakan kasus Covid-19 dapat merusak pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan stimulus mulai akan berakhir. Sekedar mengingatkan, The Fed telah menambahkan US$ 3 triliun ke dalam neraca mereka dengan pembelian surat berharga yang didukung hipotek, obligasi perbendaharaan AS, dan obligasi korporasi. 

Sementara itu, muncul anggapan bahwa tidak realistis untuk percaya bahwa akan ada stimulus lebih lanjut dari The Fed, sampai ada vaksin yang efektif, pandemi ini akan bertahan lama. 

"Dengan demikian kami bisa melihat tantangan emas untuk melampaui rekor tertinggi sepanjang masa dilevel US$ 1.920.90 per ons troi," jelasnya.

Baca Juga: Selepas tengah siang, harga emas spot masih menanjak di US$ 1.812,63 per ons troi

Kembali mengingatkan, bahwa harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi September 2011 dikarenakan munculnya kebijakan Quantitative Easing (QE) oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Kebijakan yang sama diterapkan saat ini, bahkan dengan nilai pembelian aset (obligasi pemerintah dan surat berharga) yang lebih besar. 

Dengan begitu, Agus memperkirakan pergerakan emas dan Wall Street bisa jadi akan seirama, meski terkadang berlawanan akibat aksi ambil untung/profit taking. Ditambah lagi, secara teknikal pergerakan emas berada dalam momentum uptrend.

Hal tersebut tercermin dari indikator Moving Everage Exponential (EMA) melebar dengan arah harga berpotensi naik, Relative Strength Index (RSI) berada di figur 71,12 yang memberikan sinyal harga telah overbought, akan tetapi masih berkecenderungan naik. Sementara itu, indikator Commodity Chanel Index (CCI) berada di figur 153,16 yang menunjukkan arah gold masih cenderung menguat. 

Baca Juga: Harga emas spot berada di US$ 1.808,69 per ons troi

"Secara umum harga emas (Gold) masih berpotensi untuk bergerak naik (bullish) di perdagangan berikutnya. Rekomendasi trading untuk gold adalah sell," ungkapnya. 

Untuk level resistence berada di 1,820,62; 1.832,73; dan 1.859,48. Sedangkan untuk level support berada di 1.800; 1.781,23; dan 1.750,48.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×